Ibu Hamil Meninggal Bersama Janinnya, Diduga Ditolak oleh 4 Rumah Sakit
Diduga, salah satu rumah sakit meminta biaya operasi sebesar Rp 8 juta, yang tidak mampu dipenuhi pihak keluarga.
"Semua rumah sakit di setiap kabupaten/kota, harus melayani pasien terlebih dahulu, tanpa mempertanyakan kapasitas dari pasien tersebut," ucap MDF di Kantor Gubernur Papua.
Gubernur menambahkan bahwa pihaknya akan memberikan sanksi tegas apabila terdapat kelalaian pelayanan.
"Jika ada kelalaian dalam pelayanan, maka direktur rumah sakit akan dicopot dan akan diberikan sanksi tegas," ujarnya.
Klarifikasi Rumah Sakit
Wakil Direktur Rumah Sakit Dian Harapan, drg Aloysius Giyai, memberikan klarifikasi bahwa pihaknya tidak menolak pasien, termasuk Irene.
"Rumah Sakit Dian Harapan (RSDH) Jayapura tidak pernah menolak pasien, kami selalu layani masyarakat biarpun tidak punya BPJS, selalu kami bantu uruskan jaminan BPJS atau lainnya," katanya.
Direktur RSUD Yowari, Maryen Braweri, turut memberikan penjelasan terkait lambatnya penanganan yang dialami Irene. Ia menyebut pasien datang pada Minggu (16/11/2025) sore dan awalnya direncanakan melahirkan secara normal.
“Pada saat pasien datang itu sudah pembukaan lima dan sampai 22.10 WIT baru pembukaan lengkap dan bayi sudah kelihatan. Namun karena kondisi jantung janin menurun, maka dokter menyarankan untuk operasi,” ujar Maryen.
Namun dokter kandungan di RSUD Yowari sedang berada di luar kota. Akhirnya pasien dirujuk ke RS Dian Harapan.
“Untuk dokter kandungan di rumah sakit Yowari hanya ada satu orang, namun sedang ada kegiatan di luar kota, sehingga kami koordinasi dengan RS Dian Harapan untuk dirujuk ke sana,” ujarnya.
Pasien kemudian dibawa menggunakan ambulans didampingi dua perawat. Namun di tengah perjalanan, rumah sakit rujukan mengabarkan bahwa ruang BPJS kelas III penuh dan dokter spesialis anestesi tidak tersedia.
"Makanya pasien dibawa ke RSUD Abepura dengan alasan lokasi terdekat,” kata Maryen.
Di RSUD Abepura, pasien kembali ditolak karena ruang operasi sedang direnovasi. Selanjutnya, pasien dibawa ke RS Bhayangkara, tetapi ruang BPJS kelas III penuh dan hanya tersedia ruang VIP dengan uang muka Rp 4 juta.
"Di satu sisi keluarga tidak bawa uang, sehingga petugas kami minta untuk dilakukan tindakan, tetapi karena tidak terima akhirnya pasien dibawa menuju ke rumah sakit RSUD Jayapura,” jelasnya.
Dalam perjalanan, Irene mengalami kejang-kejang sehingga ambulans berusaha kembali ke RS Bhayangkara. Namun sebelum tiba, Irene dinyatakan meninggal dunia.
Maryen menegaskan RSUD Yowari telah mengikuti prosedur.
“Kita sudah melaksanakan sesuai prosedur yang ada. Di sini memang hanya ada 1 dokter dan saat itu berada di luar kota, namun petugas kita terus berkoordinasi dengan dokter dalam menangani pasien hingga akhirnya dirujuk ke rumah sakit lain,” katanya.
| Breaking News: Konferda PDI Perjuangan Riau, Zukri Perkenalkan Anggota DPRD Riau di Hadapan Hasto |
|
|---|
| Banyak PKL Nekat Berjualan Hingga Badan Jalan Arifin Achmad Pekanbaru |
|
|---|
| FAKTA-FAKTA Pembunuhan Guru PPPK di Sumsel: Berawal dari Pertengakaran Pelaku dengan Istrinya |
|
|---|
| Ingat Tiga Polisi di Medan Lagi Mabuk dan Tabrak Warga hingga Tewas? Hingga Kini Belum Disidang Etik |
|
|---|
| Lisa Mariana Harus Dipenjara, Kubu Ridwan Kamil Ingin Beri Efek Jera |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/makam-Irene-Sokoy.jpg)