Alexsandro Si Penjebol Sistem NASA: Kisah Hacker Belia Riau yang Menolak Jalan Pintas
Alexsandro Alvino, siswa SMK Metta Maitreya Pekanbaru mencuat sebagai sosok inspiratif di dunia keamanan siber usai menjebol sistem NASA
Penulis: Alex | Editor: FebriHendra
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Viral di media sosial dan pemberitaan nasional, nama Alexsandro Alvino mencuat sebagai sosok inspiratif di dunia keamanan siber.
Siswa SMK Metta Maitreya Pekanbaru ini tak hanya dikenal karena prestasinya, tetapi juga karena keteguhannya menjaga prinsip. Berikut wawancara eksklusif bersama Alex dalam program Saksi Kata:
Tribun (T): Bagaimana awalnya nama Anda bisa viral dan dikenal luas?
Alexsandro (A): Semua berawal dari beberapa prestasi saya di bidang keamanan siber. Banyak pihak mulai membagikan kisah saya di media sosial, lalu diliput oleh media nasional. Saya tidak menyangka akan sebesar ini.
T: Apa saja prestasi yang sudah Anda raih?
A: Saya pernah berkontribusi di berbagai institusi, seperti TNI, BPK, WHO, NASA, Uni Eropa, LG Electronics, dan komunitas seperti Codepolitan dan Teknokrat. Salah satu yang paling membanggakan adalah pengakuan dari NASA atas temuan celah keamanan kategori P1.
T: Di Indonesia, hanya Anda dan Putra Aji Adhari yang mendapat pengakuan dari NASA. Apa bedanya temuan Anda dengan miliknya?
A: Putra Aji menemukan kerentanan jenis RCE (Remote Code Execution), sedangkan saya mengungkap celah kategori P1. Keduanya sama-sama penting dan diakui secara resmi oleh NASA.
T: Bagaimana Anda belajar dan mengembangkan kemampuan di bidang ini?
A: Saya belajar secara otodidak, tapi juga banyak dibantu oleh forum-forum keamanan siber. Mentor saya berasal dari berbagai latar belakang, dari Black Hat hingga White Hat. Saya belajar banyak dari mereka.
T: Apa arti menjadi hacker etis bagi Anda?
A: Bagi saya, menjadi hacker etis bukan sekadar profesi, tapi misi. Kami bekerja secara legal dan atas izin pemilik sistem untuk menemukan celah keamanan sebelum dimanfaatkan oleh pihak jahat. Tujuannya adalah menciptakan ruang digital yang lebih aman.
T: Setelah viral, apakah Anda menerima banyak tawaran?
A: Iya, saya dihubungi oleh banyak pihak, mulai dari institusi resmi hingga perusahaan swasta. Tapi tidak semua tawaran datang dari sumber yang baik.
T: Bisa dijelaskan lebih lanjut?
A: Saya pernah dihubungi oleh pihak yang terlibat dalam bisnis judi online. Mereka menawarkan uang dalam jumlah fantastis, bahkan sampai ratusan juta, untuk pekerjaan tertentu.
T: Apa respons Anda terhadap tawaran tersebut?
A: Saya menolak. Pekerjaan itu tidak sejalan dengan prinsip saya. Apa yang saya dapat sekarang sudah lebih dari cukup. Saya tidak mau uang yang berasal dari hal yang tidak baik.
T: Apakah penolakan Anda membuat mereka berhenti?
A: Justru tidak. Mereka terus menghubungi saya dengan berbagai cara, bahkan sampai mengancam. Saya akhirnya memblokir akun dan nomor mereka.
T: Bagaimana reaksi keluarga Anda terhadap situasi ini?
A: Orangtua saya jadi khawatir. Mereka takut saya jadi target pihak-pihak yang ingin memanfaatkan keahlian dan nama saya demi keuntungan pribadi.
T: Di tengah semua itu, apa fokus Anda saat ini?
A: Saya tetap fokus melanjutkan pendidikan. Ilmu yang saya miliki harus terus diasah agar bisa memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan dunia digital yang lebih aman. (Tribunpekanbaru.com/Alex Sander)
| Syamsuar Pamit dari Kursi Ketua Golkar Riau: “Saya Ikhlas, Saatnya Regenerasi” |
|
|---|
| Lakukan Segera Penanganan Awal Sejak Gigitan Pertama untuk Cegah Rabies |
|
|---|
| Firasat Aneh Sang Kakak Terbukti: Yudi Febrian Pulang untuk Selamanya di Hutan yang Dicintainya |
|
|---|
| Pengakuan Sahabat Aktivis di Unri, Khariq Anhar Dipantau Sejak dari Riau hingga Ditangkap di Bandara |
|
|---|
| Warga Apresiasi Komnas HAM Tinjau Ulang Imbauan Relokasi Mandiri Pada Kawasan TNTN di Pelalawan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.