Demi Museum Sang Nila Utama di Riau, Kepala UPT Leni Rahayu Gerilya Temui Menteri Fadli Zon
Kepala UPT Museum Sang Nila Utama dan Taman Budaya Provinsi Riau, Tengku Leni Rahayu curhat ke Menteri Kebudayaan Fadli Zon
Penulis: Budi Rahmat | Editor: FebriHendra
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Dalam diam, Tengku Leni Rahayu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Sang Nila Utama dan Taman Budaya Provinsi Riau, menyusun strategi.
Ia tak ingin melewatkan momentum langka kunjungan Menteri Kebudayaan Fadli Zon ke Pekanbaru pada awal Agustus lalu.
Menteri Fadli hadir untuk membuka Pekan Budaya Melayu Serumpun. Salah satu agendanya adalah meninjau Museum Sang Nila Utama.
Namun, saat kunjungan berlangsung, Leni tak mendapat kesempatan untuk berbicara langsung. Ia pun tak menyerah.
Baca juga: Museum Sang Nila Utama, Sejarah dan Koleksi Museum Kebanggaan Masyarakat Riau
Baca juga: Museum Sang Nila Utama Pekanbaru Butuh Perhatian, Plafon Mulai Lapuk, Atap Bocor
“Saya datang pagi-pagi ke hotel tempat Pak Menteri menginap. Harapannya bisa bertemu langsung dan menyampaikan kondisi museum,” ujar Leni kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (17/10/2025).
Saat itu, Menteri Fadli tengah sarapan. Leni mendekati ajudan dan meminta waktu untuk sekadar berfoto. Permintaan itu dikabulkan, dan ia diminta menunggu hingga sang menteri selesai makan.
Namun, bukan sekadar foto yang ia incar. Begitu momen tiba, Leni langsung memperkenalkan diri dan menyampaikan harapannya agar pemerintah pusat memberi perhatian lebih terhadap kondisi Museum Sang Nila Utama.
“Saya tidak fokus ke foto. Saya langsung sampaikan kondisi museum dan harapan kami. Alhamdulillah, Pak Menteri merespons positif,” ungkapnya.
Leni mengakui, anggaran daerah belum mampu menjawab kebutuhan mendesak museum. Meski ada alokasi, pencairan kerap terkendala prioritas dan efisiensi belanja.
“Karena itu saya berharap banyak dari pusat. Museum ini butuh perhatian serius,” tegasnya.
Sejak menjabat sebagai Kepala UPT, Leni merasa prihatin. Koleksi museum memang lengkap, namun kondisi fisik bangunan memprihatinkan.
Atap bocor, plafon lapuk, dan pendingin ruangan tak berfungsi optimal. Bahkan, kerusakan itu berpotensi membahayakan pengunjung dan merusak koleksi berharga.
“Yang paling penting itu bangunan fisik. Kalau dari luar saja sudah rusak, orang enggan masuk. Baru setelah itu kita bicara soal fasilitas dan digitalisasi,” jelasnya.
Leni menyimpan harapan besar, museum yang nyaman, modern, dan mampu menarik minat generasi muda.
"Tentu kita ingin pengunjung nyaman. AC yang harus dibenahi dan kerusakan yang harus diperbaiki. Khusus atap yang bocor bisa saja mengancam koleksi di dalam museum, " pungkasnya.
| Protes Supir RoRo Bengkalis: Minta Kapal Ditambah dan Antrean Tertib |   | 
|---|
| Masih Anggota PKS, Putra Gubernur Sumbar Diangkat Kaesang Jadi Ketua DPW PSI, Apa Tanggapan Partai? |   | 
|---|
| Kunci Jawaban Soal Halaman 73 IPAS Kelas 5 SD/MI Kurikulum Merdeka Refleksi Proyek Belajar |   | 
|---|
| Teganya 5 Tersangka Habisi Lalu Rekayasa Pembunuhan Brigadir Esco, Ayah Korban: Saya Tak Menyangka |   | 
|---|
| 168 Calon Pejabat Eselon II Riau Lolos Tahap Awal, Publik Bisa Infokan Rekam Jejaknya ke Alamat Ini |   | 
|---|

 
			
 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.