Karhutla di Riau
Mencekam, Api Kebakaran Lahan di Kampar Nyaris Sentuh Pemukiman, Warga Sampai Siaga Siapkan Ember
Situasi mencekam menyelimuti warga di Desa Rimbo Panjang pada Sabtu (8/11/2025), saat lahan gambut dekat pemukiman terbakar.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
Lahan gambut menyimpan bahan organik yang mudah terbakar hingga ke lapisan bawah tanah.
Api bisa menyala di bawah permukaan selama berminggu-minggu bahkan saat permukaan terlihat padam.
2. Asap Pekat dan Beracun
Kebakaran gambut menghasilkan asap tebal yang mengandung partikel halus dan gas berbahaya seperti karbon monoksida dan formaldehida.
Asap ini bisa menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata, dan memperburuk penyakit kronis.
3. Dampak Lingkungan dan Iklim
Gambut menyimpan karbon dalam jumlah besar. Saat terbakar, karbon dilepaskan ke atmosfer sebagai gas rumah kaca.
Ini mempercepat perubahan iklim dan merusak ekosistem yang sangat sensitif.
Kebakaran gambut bukan hanya bencana lokal, tapi juga krisis lingkungan yang berdampak regional hingga global.
(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)
| 2 Pekan Karhutla di Kampar 38,45 Hektare Selama Cuaca Panas, Salo Terbanyak dan Terluas |
|
|---|
| Tiga Daerah di Riau Masih Dilanda Karhutla, Inhil Jadi Fokus Pemadaman Utama |
|
|---|
| Sindiran Karhutla Setelah Hujan di Salo Kampar: Lancar Tiap Hari |
|
|---|
| Kebakaran Hutan dan Lahan di Koto Gasib Meluas hingga 3 Hektare, Pemadaman Terkendala Sumber Air |
|
|---|
| Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo di Inhu Terbakar, Helikopter Water Bombing Dikerahkan ke Lokasi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.