Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pengembangan OTT KPK di Riau

Sempat Dibawa KPK Orang Kepercayaan Gubernur Riau Non Aktif Abdul Wahid Kini Lapor ke LPSK, Ada Apa?

Ustadz Alnofiandri Dinar mengungkap bahwa Tata Maulana telah melapor ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Ariestia
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
OTT KPK - Tata Maulana mengenakan kaus oranye dan rompi cokelat saat tiba di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, didampingi sejumlah petugas dan disorot awak media, Selasa (4/11/2025). Wakil Sekretaris PKB Riau itu disebut sebagai orang kepercayaan Gubernur Riau Abdul Wahid dalam pusaran OTT KPK. 

"Tata sudah melaporkan ke LPSK untuk perlindungan, kami juga sulit untuk berkomunikasi dengan Tata sampai saat ini," ujar Alnofiandri Dinar.

Tata Maulana memang dikenal sebagai orang yang sangat dekat dengan Abdul Wahid.

Bahkan sejak Wahid menjadi anggota DPR RI, Tata Maulana yang juga pengurus di PKB Riau itu sudah mendampingi Wahid.

Pada hari penangkapan Abdul Wahid, Tata Maulana menjadi ajudan Gubernur Riau, karena ajudannya selama ini Dahri Iskandar infonya mengundurkan diri sebagai pendamping Abdul Wahid.

Penangkapan di Barbershop 

Sebelumnya, Ustadz Alnofiandri Dinar yang merupakan dosen di UIN Suska Riau ini menjelaskan perihal penangkapan Gubernur Riau Non Aktif Abdul Wahid dan lokasinya.

"Jadi hari itu memang Tata Maulana mendampingi Pak Gubernur dan rencana ngopi ke Jalan Paus, namun Singgah di Barbershop bernama Noyes, disitulah beliau diambil," ujar Alnofiandri Dinar menyampaikan setelah mendapatkan penjelasan sebenarnya dari Tata Maulana.

Abdul Wahid dan Tata memang datang ke lokasi dengan kendaraan berbeda namun beriringan.

Saat kejadian, menurut warga sekitar lebih kurang ada lima kendaraan terparkir di Noyes tersebut.

"Dia hanya tinggal plang Barbershop saja, di dalamnya ada kursi dan meja tempat duduk, saya tidak tahu tempat apa sebenarnya Noyes ini, dan pemiliknya siapa juga tidak tahu," ujar Alnofiandri.

Namun saat penangkapan berlangsung, satu orang yang mendatangi Abdul Wahid mengeluarkan identitas mengaku dari KPK, menjelaskan ada OTT di Kantor PUPR, dan tersebut nama gubernur.

"HP langsung disita dikloning. Tata Maulana bertanya apa hubungan antara OTT dengan gubernur ditanya Tata Maulana, orang KPK langsung menanyakan nama anda siapa, setelah disebut nama Tata Maulana dan orang KPK pun menyebut jika Tata Maulana orang yang dicari juga," ujar Alnofiandri.

Sejak kejadian penangkapan tersebut, Abdul Wahid dan Tata Maulana tidak bisa komunikasi, karena saat pemeriksaan di Brimob juga ditempatkan diruangan yang berbeda.

"Pak Gubernur ditangkap dengan tidak ada uang dan barang bukti di tangan, hanya dikaitkan nama Pak Gubernur," ujar Alnofiandri.

Maka dasar ini jugalah menurut Alnofiandri, Ustadz Abdul Somad (UAS) muncul menyampaikan klarifikasi ke publik jika Abdul Wahid bukan di OTT melainkan dimintai keterangan setelah OTT Kepala Dinas PU dan Kepala UPT.

"UAS bukan sebagai juru bicara, Abdul Wahid ini kita perjuangkan, kita bela jika ada berita yang tidak tepat muncul ke publik, meluruskan informasi yang sebenarnya bukan OTT," ujar Alnofiandri Dinar.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved