Kapal Roro Bengkalis Rusak
Sopir Angkutan Barang Terjebak Berhari-hari di Pelabuhan Roro Bengkalis, Harapkan Penambahan Kapal
Para sopir angkutan barang harus rela menginap berhari-hari di Pelabuhan Roro Bengkalis, menunggu giliran menyeberang ke Sungai Pakning
Penulis: Muhammad Natsir | Editor: FebriHendra
Ringkasan Berita:
- Sejak Jumat malam (31/10/2025), hanya satu kapal yang beroperasi di Pelabuhan Roro Bengkalis untuk rute Bengkalis-Sungai Pakning, menyebabkan antrean kendaraan membludak.
- Sopir angkutan barang menjadi pengguna jasa yang paling terdampak sebab biaya hidup membengkak menunggu antrean menyeberang.
- Dishub Bengkalis telah menyurati operator kapal dan Kementerian Perhubungan untuk memperpanjang izin operasional kapal tambahan.
TRIBUNPEKANBARU.COM, BENGKALIS - Kekurangan armada kapal penyeberangan di Pelabuhan Roro Bengkalis untuk rute Bengkalis ke Sungai Pakning kembali menimbulkan dampak serius, terutama bagi para sopir angkutan barang.
Mereka harus rela menginap berhari-hari di pelabuhan, menunggu giliran menyeberang yang tak lagi dihitung dalam jam, melainkan dalam hari.
Pemandangan para sopir membentangkan tikar di samping truk, bercengkerama sambil merokok, bahkan menyantap nasi bungkus di bawah kendaraan, menjadi hal lazim saat antrean truk memanjang di pelabuhan.
Salah satunya adalah Herudin, sopir angkutan sawit asal Medan, yang sudah berada di pelabuhan sejak Jumat (31/10) pukul 19.00 WIB.
Baca juga: Terjebak Antrean Roro Bengkalis, Warga Dumai Terpaksa Bermalam di Teras Musala Pelabuhan
Baca juga: Sopir Angkutan Kesal Antrean Sejak Malam di Pelabuhan Roro Bengkalis, Hanya Satu Kapal Beroperasi
Hingga Sabtu (1/11/2025) siang, truk bermuatan sawit miliknya belum juga mendapat giliran menyeberang.
“Kemungkinan nyeberang kami besok pagi. Satu kapal hanya bisa angkut sekitar enam truk, jadi harus sabar,” ujar Herudin, Sabtu (1/11/2025).
Kerugian Finansial dan Beban Operasional
Herudin mengaku kondisi ini sangat merugikan. Uang jalan yang diberikan oleh pemilik barang biasanya hanya cukup untuk dua hari perjalanan.
Jika antrean berlangsung lebih lama, ia harus menanggung biaya makan, rokok, dan kebutuhan lainnya dari kantong pribadi.
“Kalau empat hari di pelabuhan bisa habis Rp 400 ribu, belum lagi rokok. Uang jalan kadang cuma Rp 1 juta, kalau lama di Roro apalagi yang kami bawa pulang,” keluhnya.
Selain itu, sawit yang terlalu lama tertahan di antrean berisiko rusak, sehingga pemilik barang pun enggan memberi tambahan biaya.
Harapan untuk Pemerintah Daerah
Herudin dan sopir lainnya berharap Pemerintah Kabupaten Bengkalis segera menambah armada kapal penyeberangan agar antrean tidak semakin parah.
Mereka juga meminta agar jatah kendaraan angkutan barang yang boleh dimuat dalam satu trip ditambah, karena saat ini hanya dibatasi tujuh truk.
“Kalau bisa kapal ditambah, dan muatan truk dalam satu trip juga ditambah. Supaya kami tidak terus rugi,” tutupnya.
Sebelumnya Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bengkalis mengakui bahwa layanan penyeberangan Roro kembali mengalami kendala serius.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.