Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pembunuhan di Siak

Rekaman CCTV Ungkap Detik-detik Novrianto Dibunuh di Siak

Kapolres Siak AKBP Eka Ariandi Putra, menyatakan rekaman CCTV menjadi petunjuk penting dalam mengungkap kasus pembunuhan penyuka sesama jenis

Penulis: Mayonal Putra | Editor: FebriHendra
Tribunpekanbaru.com /mayonal putra
PEMBUNUHAN - Satreskrim Polres Siak menggiring pelaku pembunuhan di Tualang menggunakan kursi roda saat hendak konferensi pers, Jumat (31/10/2025) di Mapolres Siak. 

“Ya cobalah, dia datang ke Perawang menjumpai saya di rumah walet, kami minum, terus kejadianlah (hubungan sesama jenis) itu,” ujarnya. 

Hubungan itu berlanjut. Pada 11 Oktober 2025, korban datang lagi membawa minuman tuak. Korban kemudian meraba area sensitif pelaku. 

“Saat itu saya minum banyak, lalu dia minta istri saya, dia meraba-rabanya, istri saya risih dan memanggilnya gatal,” katanya. 

Dua kali mereka bertemu, dua kali pula mereka minum bersama. Tapi pertemuan ketiga pada 25 Oktober 2025 malam menjadi awal tragedi.

Malam itu, Novrianto kembali datang membawa tuak. Mereka kembali minum sambil saling meraba-raba.

Sekitar pukul 03.00 WIB, entah apa yang ada dalam pikiran Ihsan sampai ia menarik istrinya yang lagi tidur di kamar ke ruang tamu. Ia memaksa sang istri melayani korban.

 “Saya waktu itu tidak sadar, saya suruh diam, saya pegang tangannya. Saat dia main, saya bantu pegang bagian dada istri saya,” ucapnya.

Usai peristiwa itu, istrinya mandi sambil menangis. Ia lalu pergi berjualan ke pasar di Km 4 Perawang.

“Tapi saya antar istri saya sampai ke pagar,” kata Ihsan.

Ketika sang istri telah pergi, hanya tersisa dua pria itu di rumah. Sekitar pukul 05.00 pagi, Ihsan meminta hotspot Wi-Fi karena kuotanya habis.

Korban menghidupkannya, lalu mematikannya kembali 20 menit kemudian. Alasannya kuota tinggal 200 MB.

“Tapi saya lihat dia masih nonton video porno. Saya sakit hati. Saya pikir, sudah dapat istri saya, masih hitung-hitungan pula,” ujar Ihsan dengan nada getir.

Amarah itu menutup sisa kesadarannya. Ia melihat sebilah parang dengan gagang hijau di ember dekat pintu.

Diambilnya parang itu, diayunkan ke arah kepala korban. Korban terkejut lalu berdiri. Kepalanya sudah bercucuran darah. 

Ihsna mengayunkan parang dua kali lagi, dan sempat ditangkisnya. Korban berteriak dan berlari terbirit-birit ke luar rumah. Sedangkan Ihsan mengejar dengan parang masih di tangan. 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved