Program Makan Bergizi Gratis

Awalnya Antusias, Sekarang Anak di Inhil Trauma Makan Menu MBG, Orangtua Bekali Makan Siang

Peristiwa keracunan menu Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah sekolah di Tembilahan masih menyisakan trauma bagi murid

Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: M Iqbal
Tribunpekanbaru.com/T Muhammad Fadhli
DIDUGA KERACUNAN - Puluhan peserta didik Sekolah Dasar Negeri (SDN) 032 Tembilahan tampak menjalani perawatan RSUD Puri Husada Jumat (22/8/2025) setelah diduga mengalami keracunan makanan usai kegiatan makan bersama Makanan Bergizi Gratis (MBG). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN – Peristiwa keracunan menu Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah sekolah di Tembilahan masih menyisakan trauma bagi murid atau peserta didik.

Rata–rata orangtua atau wali murid saat ini lebih memilih membawakan atau mengantarkan langsung bekal untuk makan siang anaknya.

Wali murid masih khawatir dan program tersebut memang dihentikan sementara di sekolah yang menjadi korban dugaan keracunan.

“Setiap hari saya antar makan siang anak saya dari rumah saja, khawatir dan trauma orangtua. Iya memang di stop programnya (MBG),” ujar Arul, orangtua murid SDN 032 Tembilahan kepada Tribun Pekanbaru, Selasa (9/9/2025).

SDN 032 Tembilahan merupakan sekolah dengan korban terbanyak pada dugaan keracunan MBG di Tembilahan pada akhir bulan agustus lalu, sekitar 18 orang muridnya dilarikan ke rumah sakit setempat.

Padahal menurut Arul, sang anak bersama teman–temannya pada awalnya sangat antusias untuk menyantap menu MBG tersebut.

Hingga akhirnya sang anak mengkonsumsi menu MBG pada hari kedua yang berujung dengan dilarikannya puluhan murid ke rumah sakit.

“Anak saya siang itu makan juga dan habis. Alhamdulillah dia kuat, kami antisipasi juga dengan susu steril setelah tau ada yang dirawat malamnya,” imbuh Arul.

Setelah dua kali mengikuti program MBG dan bermasalah, menurut Arul, karena itu sang anak tidak mau lagi.

“Trauma dia. Kalau ada pun paling makan buahnya saja. Program ini bagus tapi harus dibarengi dengan sumber daya yang berkualitas, karena makan minum ini sensitif," pungkasnya.

Sementara itu Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Inhil berinisiatif mengeluarkan surat edaran ke sekolah pasca terjadinya keracunan MBG di Tembilahan.

Meskipun Disdik Inhil mengaku tidak terlalu banyak dilibatkan dalam proses MBG ini oleh pihak BGN di Inhil.

“Kita intruksikan memeriksa secara seksama menu MBG sebelum disajikan ke siswa, memang jadi bertambah tugas guru. Kita inisiatif saja demi anak – anak,” ujar Sekretatis Disdik Inhil, Fauzan Amrullah dikonfirmasi Tribun Pekanbaru terpisah.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil juga memperkuat pengawasan dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Pembentukan ini juga sebagai langkah untuk terus memantapkan langkah dalam mendukung keberhasilan Program MBG.

Hal ini juga dilakukan untuk mencegah kembali terjadinya keracunan menu MBG yang sebelumnya terjadi di Tembilahan beberapa waktu lalu.

Sekretaris Daerah Kabupaten Inhil, Drs. H. Tantawi Jauhari selaku ketua Satgas menegaskan bahwa koordinasi lintas sektor menjadi kunci sukses program ini.

“Semua pihak harus satu persepsi, bahwa tujuan utama dari program ini adalah memastikan masyarakat mendapat manfaat langsung,” ujar Sekda.

Sekda menegaskan jangan sampai ada pihak yang menjadikan program MBG sebagai bahan bisnis, begitu penunjukan vendor tidak hanya terfokus di wilayah perkotaan seperti Tembilahan.

“Tetapi juga menjangkau daerah terpencil dan wilayah perairan, seperti Kecamatan Pelangiran dan Pulau Burung,” imbuh Sekda.

Satgas yang juga beranggotakan unsur forkompinda Inhil dan pemangku kepentingan program MBG ingin memastikan program benar-benar tepat sasaran dan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan.

Dinkes Inhil juga telah melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap proses MBG dengan berkoordinasi dengan pihak terkait demi menyukseskan program nasional.

Kabid P2P Dinkes Inhil Irdawati mengatakan, pihaknya telah memberikan ruang kepada ahli gizi dan pengawas SPPG, demi program MBG benar – benar berjalan sesuai tujuan.

“Kepada para pekerja atau penjamah pangan di dapur sudah kita beri pelatihan pengetahuan mulai dari nutrisi, kebersihan dapur, sanitasi dan lainnya,” pungksa Irda.

(Tribunpekanbaru.com/T. Muhammad Fadhli).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved