Siak
Warga Siak Kaget Anak Kucing Bermata Satu, Ini Penjelasannya
Kagetnya masyarakat desa Pusako, kecamatan Pusako, Siak terkait anak kucing yang lahir bermata satu
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Budi Rahmat
Laporan wartawan Tribunsiak.com, Mayonal Putra
TRIBUNSIAK.COM, SIAK - Kagetnya masyarakat desa Pusako, kecamatan Pusako, Siak terkait anak kucing yang lahir bermata satu membuat Drh. Susilawati memberikan pelurusan pemahaman.
Sebab, sebagian warga menganggap anak kucing malang itu seperti dajjal.
Baca: NJJ Bengkalis Salurkan Bantuan Korban Kebakaran di Desa Kelapapati
Baca: Hasil Liga Italia Pekan ke-28, Main Imbang, Posisi Lazio Dibayangi Inter Milan
Drh. Susilawati sekaligus Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Siak, meminta warga tidak mengait-ngaitkan peristiwa itu sebagai tanda-tanda akhir zaman.
Sebab, kelahiran kucing bermata satu itu karena tidak sempurnanya pertumbuhan organ pada saat fetus dalam kandungan.
Baca: Kejati Tidak Bisa Percayai Keterangan Terdakwa Dugaan Tipikor Bapenda Riau Karena Tanpa Alat Bukti
"Penyebabnya bisa karena kelainan kromosom atau genetik, faktor external seperti bahan kimia, cuaca, faktor internal seperti nutrisi dan kondisi induk," kata dia, Minggu (11/3/2018).
Ia menguraikan, pada saat pembelahaan sel ada kromosom yang terjadi kelainan.
Sehingga ada anggota tubuh yang tidak sempurna seperti sumbing, jari lebih atau kurang, kepala kebih dari satu dan lain-lain.
Baca: Pedagang Tinggalkan Pasar Klakap Tujuh, Pilih Lapak Semi Permanen di Jalan MH Thamrin
"Ini jawaban secara medis, tapi kalau secara agama, tentu sudah takdir Allah," kata dia.
Ia melanjutkan, kelainan atau abnormal biasanya disebut dalam ilmu embriologi cyclops syndrom.
Hewan yang menderita kelainan ini biasanya juga tidak bertahan lama.
"Karena sebagain organ tubuh selama embriogenesis tidak berkembang dengan sempurna," kata dia.
Ia menghimbau agar masyarakat tidak berpikiran aneh-aneh terhadap kelaian pada bayi kucing tersebut.
"Mohon juga kepada warga yang punya pengetahuan atau latar belakang peternakan untuk mengedukasi masyarakat agar tidak terjadi kegaduhan," kata dia. (*)