Kepulauan Meranti
2 OPD di Kepulauan Meranti Berminat Operasikan Kapal Berkapasitas 35 GT Bantuan Kemenhub
Ismail Arsyad mengatakan, jika kapal tersebut diserahkan ke Disparpora, rencananya kapal tersebut akan dioperasikan untuk kapal wisata mangrove.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Afrizal
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Guruh BW
TRIBUNPEKANBARU.COM, SELATPANJANG- Dua organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Meranti berminat untuk mengoperasionalkan kapal pelayaran rakyat bantuan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.
Dua OPD tersebut adalah Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Rencananya, satu unit kapal kayu berkapasitas 35 GT tersebut akan diserahkan Kemenhub ke Pemkab Meranti pada Kamis (19/4/2018) besok di Pelabuhan Soekarno Hatta Makasar, Sulawesi Selatan.
Baca: Dinas PUPR Rohul Berharap Pemprov Riau Merealisasikan 6 Proyek Pembangunan Jembatan
Baca: Revisi Perbub 61 tahun 2018, Nominal Transaksi Tunai yang Bisa Dilakukan SKPD Meningkat
Baca: Penyidik Tunggu Audit Sebelum Tentukan Status Hukum Dugaan Tipikor Kredit Fiktif
Kepala Disparpora Kabupaten Kepulauan Meranti, Ismail Arsyad mengaku telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Kepulauan Meranti, Aready agar kapal tersebut dioperasionalkan oleh Disparpora.
Ismail Arsyad mengatakan, jika kapal tersebut diserahkan ke Disparpora, rencananya kapal tersebut akan dioperasikan untuk kapal wisata mangrove.
"Kemarin saya sudah jumpa dengan Kepala Dishub, dia berjanji akan serahkan kapal tersebut untuk Disparpora. Jika itu terjadi, kami akan jadikan kapal tersebut sebagai kapal wisata di Meranti," ujar Ismail Arsyad, Rabu (18/4/2018) pada tribunpekanbaru.com.
Lagipula kata Ismail Arsyad, kapal bantuan tersebut sebenarnya merupakan kapal yang akan diserahkan ke Disparpora Meranti melalui Dinas Pariwisata Provinsi Riau.
Ia berharap, dengan adanya kapal tersebut, potensi wisata di Meranti bisa dieksplorasi dengan baik.
"Kan banyak nih wisata mangrove yang hanya bisa dinikmati dengan kapal atau sampan. Sayang jika dibiarkan begitu saja," ujarnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Kabupaten Kepulauan Meranti, Edy Afrizal berencana akan menggunakan kapal tersebut sebagai kapal pemadam kebakaran (Damkar).
Sebab, sebagai daerah kepulauan, Meranti belum memiliki kapal Damkar.
"Jika ada kebakaran di tepi pantai yang sulit dijangkau oleh armada darat, kami bisa menggunakan kapal Damkar untuk menanggulanginya dari laut," ujarnya.(*)