Peringati Global Tiger Day 2018 di Pintu Masuk Rimbang Baling, Inilah Rangkaian Kegiatannya

Berbagai rangkaian kegiatan Memperingati Global Tiger Day 2018 Dipusatkan di Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar.

Penulis: Theo Rizky | Editor: Ariestia
Istimewa
Para peserta mengikuti jalan santai dalam Memperingati Global Tiger Day 2018 di Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Sabtu (28/7/2018) 

Laporan Fotografer Tribunpekanbaru.com, Theo Rizky

TRIBUNPEKANBARU.COM - Berbagai rangkaian kegiatan Memperingati Global Tiger Day 2018 Dipusatkan di Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar.

Acara yang diadakan oleh World Wildlife Fund (WWF), Tiger Heart, Forum Harimau Kita beserta Pemerintah Kabupaten Kampar itu digelar selama tiga hari berturut-turut mulai Jumat hingga Minggu (27-29/7/2018).

Menurut Humas WWF Program Riau, Syamsidar, pada hari pertama digelar edukasi lingkungan ke beberapa sekolah di SD, SMP dan SMA sederajat di Desa Gema.

"Keesokannya, pada acara puncak  dihari Sabtu diadakan jalan santai pada pagi hari, lalu dilanjutkan  dengan aerobic, lomba batimang, lomba yel-yel untuk beberapa sekolah, malamnya ada pertunjukan seni budaya, peluncuran buku dan pemutaran film tentang edukasi lingkungan singkat kepada para pengunjung. Pada hari ketiga diadakan kegiatan telusur hutan atau jungle trekking dan pengenalan camera trap untuk mahasiswa," jelas wanita yang akrab disapa Semi tersebut, Sabtu (28/7/2018).

Baca: Wanita Muda Syok Saat Tahu Suaminya Selingkuh dengan Nenek Usia 72 Tahun

Baca: BMKG Catat 11 Gempa Susulan Terjadi Lagi di Lombok Sejak Dini Hari

Baca: Sempat Genangi Ratusan Kios, Begini Kondisi Pasar Bawah Pekanbaru Setelah Terendam Banjir

Dilanjutkannya, Global Tiger Day sengaja dipilih di Desa Gema karena berbatasan langsung dan pintu masuk menuju Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling yang merupakan habitat harimau sumatera.

Senada dengan Semi, ketua panitia lokal pada acara itu, Dody Rasyid Amin menuturkan bahwa banyaknya warga desa lain yang tinggal di Desa Gema juga menjadi pertimbangan pada acara itu.

"Kemudian banyak yang sekolah disini juga anak-anaknya, sehingga kampanyenya dapat karena kita melibatkan sekolah-sekolah itu," kata Dody.

Ia berharap, semua hal yang disampaikan, baik dalam bentuk pementasan, musik, film dan penyampaian dipanggung bisa diserap dan bisa membantu untuk merubah pola masyarakat Rimbang Baling yang sebagian masih ada yang menganggap kepedulian-kepedulian ini dapat menghambat kehidupan mereka.

"Seperti masih ada yang mencari kayu maupun menjerat harimau, karena perlu ada keserasian hidup sesama makhluk Tuhan di alam Rimbang Baling," ucap Dody.

Ditemui dilokasi acara, Kepala Seksi Wilayah I Balai Besar KSDA Riau, Laskar Jaya Pemana menyambut positif kegiatan itu.

"Antusiasme warga dan para siswa beserta para ninik mamak kelihatan berakpresiasi untuk memeriahkan acara, dan juga kesadaran masyarakat saya pikir cukup baik untuk konservasi Harimau Sumatera," katanya sambil berharap agar semua pihak dapat terus menjaga ekosistem dan kelestariannya.

Disinggung masih adanya aktifitas perambahan liar di dalam suaka margasatwa itu, Laskar mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan sosialisasi dan merubah pola pikir masyarakat yang sudah terbiasa merambah.

Sebab kebiasaan itu sudah ada sejak sebelum kawasan itu ditetapkan menjadi suaka margasatwa.

"Ada gangguan sedikit, tapi situasi dan kondisi kawasan masih tetap terjaga," katanya

Dijelaskan Laskar, salah satu cara untuk merubah pola pikir masyarakat yang dilakukan pihaknya baru-baru ini adalah dengan membentuk kelompok tani hutan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved