Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Riau Region

Belum Ditemukan Penggunaan Kantong Plastik Berwarna Hitam Untuk Daging Kurban di Riau

Dari hasil pemantauan itu belum ditemukan masyarakat yang menggunakan kantong plastik berwarna hitam untuk pembungkus daging.

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: CandraDani
Tribunpekanbaru/grafisdidik
ilustrasi Jangan menggunakan kantong kresek hitam untuk membungkus bahan makanan termasuk daging kurban 

Laporan Nasuha Nasution

TRIBUNPEKANBARU.com, PEKANBARU - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau bersama Dinas Peternakan di Kabupaten/Kota melakukan pemantauan pada hari pertama penyembelihan hewan kurban di Riau.

Dari hasil pemantauan itu belum ditemukan masyarakat yang menggunakan kantong plastik berwarna hitam untuk pembungkus daging.

Ini menandakan masyarakat di Riau menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Asykardia Patrianov mulai paham dan tahu bahaya kantong plastik hitam.

Sebagaimana diketahui kantong plastik hitam sendiri sangat bahaya dampaknya bagi kesehatan apalagi dibungkus untuk makanan termasuk daging.

Karena menurut hasil penelitian kantong plastik berwarna hitam tersebut merupakan dicetak dari bahan daur ulang.

"Dari hasil cek dan pantauan kami bersama petugas di lapangan yang diperoleh dari laporan online rekan-rekan. Alhamdulillah lebih higienis, walaupun masih harus ditingkatkan dengan penggunaan plastik bening. Namun penggunaan plastik asoi hitam sudah menurun, "ujar Asykardia Patrianov kepada Tribun.

Baca: Terbuat dari Bahan Daur Ulang, Jangan Pakai Kantong Kresek Hitam untuk Bungkus Daging Kurban

Baca: Jangan Pakai Kantong Kresek Warna Hitam Bagikan Daging Kurban

Namun lanjut Asykardia Patrianov peluang penggunaan plastik hitam diperkirakan masih ada, terutama untuk daerah-daerah yang lokasinya jauh dari perkotaan yang tidak mengetahui bahaya dari plastik tersebut." Ini yang menjadi tugas bersama kami untuk sosialisasi terus ke masyarakat, "jelas Asykardia.

Begitu untuk hewan kurban yang sakit pada pelaksanaan pemotongan kurban hari pertama belum ditemukan hewan kurban yang sakit. Ini berdasarkan hasil pengawasan tim di lapangan.

" Posisi sampai hari pertama. Alhamdulillah tidak ditemukan indikasi penyakit menular. Kondisi kesehatan hewan kurban masih dalam kondisi yang sehat dan layak dikonsumsi masyarakat, "ujar Asykardia.

Pihaknya akan mengawasi terus pelaksanaan pemotongan hewan kurban terutama penggunaan kantong plastik berwarna hitam dan kesehatan hewan kurban." Kami Dan seluruh rekan-rekan sejawat di seluruh Riau masih monitor sampai Sabtu nanti, "ujarnya.

Terpenting lagi Menurut Asykardia Patrianov untuk mengecek hewan kurban tersebut apakah berpenyakit atau lainnya. Jika ditemukan berpenyakit maka akan direkomendasikan untuk diganti.

"Jika sakit setelah diperiksa pada saat dipotong, maka kami dari Dinas merekomendasikan hewan kurbannya harus diganti karena tidak sah kalau hewannya sakit, "ujar Asykardia Patrianov.

Sebagaimana syarat hewan kurban sesuai syariat diantaranya menurut Asykardia Patrianov harus sehat fisik hewan tersebut, sehingga jika kondisi sakit maka tidak sah dan tidak sesuai dengan syarat kurban.

Sebagaimana diketahui Tahun 2018 ini diestimasikan kebutuhan kurban di Riau mencapai 29 ribu ekor sebagaimana estimasi tahun 2017 lalu. Meskipun tahun lalu estimasi itu tidak tercapai hanya 27 ribuan.

Tahun lalu sendiri menurut Patrianov kurang dari 2000 - an dari estimasi hal ini disebabkan berkurangnya permintaan kurban tahun lalu.

"Kalau tahun ini kami prediksi juga begitu, cuma kami tidak bisa komentar lebih jauh penyebabnya apa. Penurunan permintaan, "ujar Asykardia Patrianov.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved