Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

BBKSDA Riau Pasang GPS Collar Pada Gajah Liar Kantong Tesso Tenggara, Ini Tujuannya

Tim BBKSDA Riau bersama petugas dari instansi terkait lainnya, memasang alat pelacak GPS Collar pada salah satu individu gajah liar.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
Foto/Dok BBKSDA Riau
GAJAH - Proses pemasangan GPS collar pada gajah sumatera liar di kantong Tesso Tenggara, pada 6 November 2025. 

Ringkasan Berita:
  • BBKSDA Riau pasang GPS Collar pada gajah betina dominan di kantong Tesso Tenggara, Pelalawan, untuk memantau pergerakan dan mitigasi konflik.
  • Tujuan utama: membangun sistem peringatan dini (Early Warning System) dan memperkuat konservasi Gajah Sumatera.
  • Pemasangan dilakukan kolaboratif dengan TNTN dan Yayasan TNTN, dibantu dua gajah jinak dari PLG Minas.

 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama petugas dari instansi terkait lainnya, memasang alat pelacak GPS Collar pada salah satu individu gajah liar di kantong Tesso Tenggara, Kabupaten Pelalawan. 

Pemasangan ini merupakan langkah strategis untuk membangun sistem peringatan dini (Early Warning System) guna memitigasi konflik antara manusia dan satwa liar, sekaligus memperkuat upaya konservasi Gajah Sumatera

Sebagai informasi, GPS collar adalah alat pelacak berbasis GPS yang dipasang pada leher hewan untuk memantau pergerakan dan lokasi mereka secara real-time.

Teknologi ini umum digunakan dalam penelitian satwa liar, peternakan, dan pelacakan hewan peliharaan.

Baca juga: Interaksi Negatif Gajah dan Manusia di Riau, Kehilangan Habitat Jadi Penyebab Utama

Baca juga: Breaking News: Bocah Perempuan di Pekanbaru Terluka Diduga Diserang Gajah Liar

Kepala Balai Besar KSDA Riau, Supartono mengatakan, kegiatan pemasangan GPS Collar dilaksanakan pada 6 November 2025 secara kolaboratif bersama Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Yayasan TNTN, serta para pihak yang berada ditingkat tapak.

Pemasangan GPS Collar ini dilaksanakan di kantong gajah Tesso Tenggara, yang berdasarkan data saat ini, jumlah individunya mencapai 30 ekor. 

Individu yang berhasil dipasangi alat merupakan gajah betina dewasa yang diperkirakan berusia sekitar 40 tahun, dalam kondisi sehat, dengan estimasi berat badan 3.320 kg. 

Supartono menjelaskan bahwa pemilihan gajah ini sangat strategis karena individu ini merupakan gajah betina dominan yang berdasarkan hasil pengamatan tim, sering diikuti oleh individu gajah lainnya.

Pemasangan GPS Collar pada gajah liar bukanlah pekerjaan yang mudah. Kegiatan ini membutuhkan persiapan matang, peralatan lengkap, koordinasi tim, serta perhitungan lapangan yang sangat presisi. 

Tim harus memastikan keamanan gajah dan keamanan petugas. 

Untuk membantu proses ini, pemasangan dibantu dengan dua gajah jinak dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas.

Pemasangan GPS Collar ini dilakukan dalam rangka membangun Early Warning System dalam mitigasi interaksi negatif satwa liar gajah dan sekaligus untuk memotret pergerakan gajah pada kantong tersebut. 

Selain itu, penggunaan teknologi GPS Collar akan memperkuat basis data sebagai dasar pengambilan keputusan dalam upaya perlindungan dan konservasi Gajah Sumatera, dalam rangka mewujudkan harmoni hidup berdampingan antara manusia dengan satwa liar lainnya. 

“Dengan terpasangnya GPS Collar ini, diharapkan interaksi gajah akan diketahui secara dini sehingga penanganannya akan lebih cepat,” kata Supartono, Senin (10/11/2025).

Selanjutnya, BBKSDA Riau bersama para pihak akan melakukan pemantauan dan pengolahan data GPS Collar tersebut. 

“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, dan kami berharap kolaborasi ini tetap terjaga dalam mendukung upaya konservasi Gajah di Bumi Lancang Kuning,” tutup Supartono.

(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved