Kampar
Hendri Bingung Kejelasan Nasib Sekolah di Lima Desa Perbatasan Kampar-Rohul
Mantan Kepala UPT Disdikpora Tapung Hulu, Hendri Jhoni bingung dengan kejelasan 10 sekolah di lima desa perbatasan Kampar dengan Rohul
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nolpitos Hendri
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Fernando Sihombing
TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Mantan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Tapung Hulu, Hendri Jhoni bingung dengan kejelasan 10 sekolah di lima desa perbatasan Kabupaten Kampar dengan Kabupaten Rokan Hulu (Rohul).
Kejelasan nasib 10 sekolah di lima desa perbatasan Kampar dengan Rokan Hulu belum ada kepastian.
Kewenangan antara Pemerintah Kabupaten Kampar dan Rohul terhadap sekolah dibolak-balik.
Baca: Live Streaming Tausiyah Ustaz Abdul Somad di Masjid Ikhlas Labuh Baru Timur Pekanbaru
Baca: Rupiah Melemah, Harga Handphone Samsung dan Apple di Pekanbaru Naik 800 Ribu sampai 1,2 Juta
Seperti dikemukakan Hendri Jhoni, mantan Kepala UPT Disdikpora Tapung Hulu.
"Kita bingung ini. Entah siapa yang salah sekarang? Kampar atau Rohul?," ungkapnya pada Selasa (4/9/2018).
Menurut pemahaman Hendri yang tinggal di Tanah Datar,kewenangan terhadap sekolah mestinya sudah milik Kampar, namun seluruh guru masih dari Rohul.
"Sudah berapa kali dibolak balik. Pertama di Rohul, sudah dipindah ke Kampar. Terus, tahun 2017 Dapodik dipindahkan lagi ke Rohul. Tahun ini, sudah sempat ke Kampar, eh, dipindah lagi ke Rohul," ujar Hendri.
Baca: Kejari Pekanbaru Kejar Lima Buronan Korupsi
Ia menceritakan dihubungi pihak Rohul pada 2017 lalu.
Rohul memintanya agar tidak meributkan masalah ini agar tidak mengganggu proses penerbitan Ijazah dan penerimaan siswa baru.
Rohul kala itu berjanji akan menyerahkan 10 sekolah ke Kampar setelah penerbitan Ijazah dan penerimaan siswa baru.
"Tapi nggak juga diserahkan. Apalagi yang dipertahankannya di sini?," tandas Hendri.
Ia juga melayangkan kritik kepada Disdikpora Kampar.
Menurut dia, Disdikpora Kampar belum tegas menghadapi Rohul, sehingga hal ini berlarut-larut.
Hendri mengatakan, Rohul sudah dua tahun belakangan tidak mengucurkan Alokasi Dana Desa (ADD) ke lima desa.