Pelalawan
Terkait CPNS, Kepala BKP2D Pelalawan Ngaku Banyak Telepon Gelap Atasnamakan Dirinya
Informasi terkait penerimaan CPNS tahun 2018 di Kabupaten Pelalawan diwarnai dengan kabar yang tak sedap dan berita bohong.
Laporan wartawan tribunpelalawan.com, Johannes Wowor Tanjung
TRIBUNPELALAWAN.COM, PANGKALAN KERINCI - Informasi terkait penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018 di Kabupaten Pelalawan diwarnai dengan kabar yang tak sedap dan berita bohong.
Ada telepon gelap yang beredar ke masyarakat dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengatasnamakan Kepala Badan Kepegawaian Pelatihan dan Pendidikan Daerah (BKP2D) Pelalawan, Edi Suriandi. Tidak diketahui siapa penepolpon yang sesungguhnya yang menjual nama kepala BKP2D tersebut.
"Banyak yang jual-jual nama saya di luar sana. Nama pak bupati juga dijual. Sejak informasi penerimaan CPNS ini mulai ramai dibicarakann" tutur Kepala BKP2D Pelalawan, Edi Suriandi, kepada tribunpelalawan.com Selasa (4/9/2018).
Baca: Rupiah Hari Ini Menguat Tipis. Bloomberg Estimasi Bergerak di Kisaran Rp 14.780 Hingga Rp 14.845
Edi Suriandi mengungkapkan, telepon gelap yang beredar itu kethuan setelah ada beberapa orang, termasuk pejabat dan PNS, menelpon dirinya. Untuk mempertanyakan kebenaran si penelpon gelap yang mengatasnamakannya.
Dalam percakapannya, si penelpon yang menyamar sebagai Kepala BKP2D Edi Suriandi mengaku bisa mengurus seseorang untuk masuk CPNS melalui seleksi yang akan digelar dalam waktu dekat. Tentang dengan membayar sejumlah uang sebagai pemulus proses pengurusannya.
"Saya katakan itu tak ada. Itu kerjaan orang yang tak benar. Masyarakat jangan mudah percaya," tambahnya.
Baca: Berkunjung ke Tribun Pekanbaru, Siswa SD Mutiara Harapan Bertanya Lama Proses Pencetakan Berita
Edi Suriandi mengimbau agar warga memiliah informasi kebenaran terkait penerimaan CPNS 2018. Jika ada orang atau calo yang mengaku bisa meluluskan jadi calon pegawai dengan sejumlah uang, hal itu dipastikan tidak ada. Masyarakat harus menunggu informasi secara resmi dari pemerintah daerah.
"Sekarang kita tinggal menunggu formasi dari pusat. Yang jelas saya tekankan jangan percaya calo. Semua sistem sudah transparan," tukasnya. (*)