Polemik Vaksin MR
Jadwal Hampir Berakhir, Program Imunisasi MR di Dumai Stagnan
Pihak Dinas Kesehatan Dumai mengakui bahwa program imunisasi nasional ini penyelanggaraannya stagnan hingga kini.
Laporan Wartawan Tribundumai.com, Fernando Sikumbang
TRIBUNDUMAI.COM, DUMAI - Program imunisasi Measles Rubella (MR) di Kota Dumai belum berlanjut jelang akhir September 2018 ini.
Pihak Dinas Kesehatan Dumai mengakui bahwa program imunisasi nasional ini penyelanggaraannya stagnan hingga kini.
Dinas Kesehatan Dumai bersama MUI Kota Dumai sepakat menghentikan program ini untuk sementara sejak akhir Agustus 2018 lalu.
Baca: Batasi Kampanye di Medsos, KPU Pelalawan Minta Parpol Laporkan Akun yang Dipakai
Kondisi ini menyusul tidak adanya sertifikasi halal terhadap vaksin campak dan rubella. Penghentian program ini berfampak pada rendahanya capaian program vaksin yang menyasar anak-anak. Capaian program imunisasi MR di Dumai mencapai 4 persen anak jelang berakhirnya program ini di penghujung September 2018.
Jumlah tersebut jauh dari target program yang sudah dicanangkan sejak awal Agustus 2018 lalu. Pihak Dinas Kesehatan Dumai menargetkan 95 persen anak yang jadi sasaran memperoleh imunisasi MR.
Persentase yang kurang dari lima persen memperlihatkan capaian target imunisasi MR di Kota Dumai masih minim. Kondisi ini lantaran polemik kandungan dalam vaksin mencegah campak dan rubella itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, Paisal tidak menampik program imunisasi MR di Dumai stagnan. Tapi pihak dinas sempat mempersilahkan masyarakat yang ingin anaknya memperoleh imunisasi MR. Pihak dinas tetap bersedia memberikan vaksin tersebut, meski sedang menunda sementara penyelenggaraan program itu.
"Program imunisasi MR saat ini masih stagnan. Kami belum memulai lagi," terang Paisal kepada Tribundumai.com, Senin (24/9/2018).
Baca: Reklame LED Roboh di Atas JPO Ancam Pengendara, Dishub Tak Bisa Lakukan Apa-Apa
Menurutnya, sampai saat ini belum ada tambahan anak yang mendapat imunisasi MR. Paisal menegaskan bahwa penundaan ini lantaran vaksin imunisasi MR ternyata mengandung zat babi dan organ manusia.
Pihak dinas dan MUI Dumai pun menanti adanya sertifikasi halal terhadap vaksin bagi campak dan rubella.
"Kami siap melanjutkan program imunisasi MR di Dumai setelah adanya sertifikasi halal," ujarnya.
Sebelumnya, pihak dinas kesehatan sudah melakukan pertemuan dengan lintas instansi provinai dan kabupaten/kota di Pekanbaru terkait evaluasi penyelenggaraan imunisasi MR beberapa waktu lalu.
Pihak Dinas Kesehatan Kota Dumai sepakat bersama MUI Dumai untuk menunda pemberian vaksin ini kepada anak-anak.
Baca: Batasi Kampanye di Medsos, KPU Pelalawan Minta Parpol Laporkan Akun yang Dipakai
Program imunisasi MR seyogyanya berlangsung dari Agustus hingga September 2018 mendatang di sejumlah daerah. Sasaran program ini adalah anak yang rentan tertular campak. Mereka yakni anak usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun.
Anak yang jadi sasaran imunisasi MR di Kota Dumai jumlahnya mencapai 86.555 orang. Anak-anak bisa mendapatkan imunisasi MR di sekolah, puskesmas atau posyandu. (*)