Kepulauan Meranti

Buaya Serang dan Teror Warga Tebingtinggi Timur, Warga Sebut BBKSDA Riau Tutup Mata

Buaya serang warga Tebingtinggi Kepulauan Meranti, dan warga menyebut bahwa Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau tutup mata

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Guruh Budi Wibowo
Buaya Serang dan Teror Warga Tebingtinggi Timur, Warga Sebut BBKSDA Riau Tutup Mata 

Buaya Serang dan Teror Warga Tebingtinggi Timur, Warga Sebut BKSDA Riau Tutup Mata

Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com: Guruh Budi Wibowo

TRIBUNPEKANBARU.COM, SELATPANJANG - Buaya serang dan teror warga Tebingtinggi Kepulauan Meranti, dan warga menyebut bahwa Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau tutup mata.

Sampai saat ini belum ada upaya yang jelas dilakukan BBKSDA Riau untuk mengurangi serangan buaya di wilayah Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Baca: Nobar CISC Regional Pekanbaru Diramaikan Puluhan Suporter

Baca: Pebalap Ukraina Juarai Etape 2 TdS, Besok Pebalap Akan Lintasi Danau Singkarak

Warga yang setiap hari beraktifitas di perairan wilayah tersebut masih cemas lantaran bayangan teror predator tersebut.

Abdul Manan, tokoh masyarakat Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur mengatakan, hal itu akibat serangan buaya yang marak terjadi beberapa waktu belakangan ini.

Ia juga berharap, pemerintah melalui BKSDA segera bertindak untuk mengurangi teror satwa ganas tersebut.

Baca: Sosok Asus Zenfone 6 Baru dengan Poni yang Aneh Makin Terkuak, Ini Video dan Foto-fotonya

Baca: Warga Ungkap Fakta Ini Dibalik Peristiwa Banjir yang Akibatkan Ambruknya Jembatan Baringin

"Hingga ada korban meninggal dunia, BBKSDA Riau pun tak kunjung datang untuk menyelesaikan serangan buaya di wilayah kami. Tampaknya mereka tutup mata dengan semua kejadian ini," ujar Abdul Manan, Senin (5/11/2018).

Ia juga tak tau sampai kapan warga Kecamatan Tebingtinggi Timur selalu dibayang-bayangi teror hewan ganas tersebut.

Sementara, tak mungkin bagi warga untuk menjauhi habitat satwa tersebut.

Baca: 4 Pria yang Mencuri Kedua Mata Jenazah di Rumah Sakit Akhirnya Ditangkap, Polisi Ungkap Motifnya

Baca: Pengedar Narkoba Ditangkap Tanpa Perlawanan di Pekanbaru, 7 Paket Sabu Diamankan

Sebab, sungai yang menjadi habitat buaya juga dimanfaatkan warga untuk menghanyutkan tual sagu hasil panen mereka.

"Tidak mungkin bagi kami untuk menjauhi sungai, tual sagu harus dirakit di sungai. Sungai adalah sarana transportasi sangat penting bagi kami," ujarnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved