Berita Riau
BONITA dan ATAN BINTANG Kembali ke Riau, Sepasang Harimau Sumatera Dilepasliarkan dan Dilengkapi GPS
Bonita dan Atan Bintang kembali ke Riau, sepasang Harimau Sumatera akan dilepasliarkan ke habitanya di kawasan konservasi dan dilengkapi GPS Collar
Penulis: Theo Rizky | Editor: Nolpitos Hendri
BONITA dan ATAN BINTANG Kembali ke Riau, Sepasang Harimau Sumatera Dilepasliarkan dan Dilengkapi GPS Collar
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Bonita dan Atan Bintang kembali ke Riau, sepasang Harimau Sumatera akan dilepasliarkan ke habitanya di kawasan konservasi dan dilengkapi GPS Collar.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama dengan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya ( PR-HSD) Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan para pihak terkait lainnya telah melakukan serangkaian proses penyelamatan sehingga saat ini siap untuk melepasliarkan kembali Harimau Sumatera "Bonita" dan "Atan Bintang" ke habitat alaminya di Riau.
Baca: UDARA PAGI di Pekanbaru Disertai Bau Asap SATELIT Memantau 60 Hotspot Karhutla di Riau Terus Terjadi
Baca: SETENGAH BADAN Danramil Mayor Inf Suratno TERBENAM di Gambut Panas Saat Pemadaman Karhutla di Riau
Baca: WAKIL RAKYAT di Riau Tanyakan Tentang Pemerintah yang Tidak Akomodir Pokok Pikiran ke Korsupgah KPK
Baca: KPK SOROT Pasar Cik Puan dan Ritos Sorot Pujasera Arifin Ahmad, BPKP Lakukan Dudiligen, Ini Sebabnya
Harimau Sumatera betina "Bonita" diselamatkan dari areal kebun PT.TH Indo Plantations Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran Kabupaten Indragiri Hilir pada tanggal 3 Januari 2018 sementara harimau Sumatera jantan "Atan Bintang" dievakuasi dari pemukiman warga pada 18 November 2018 di Pulau Burung Kabupaten Indragiri Hilir.
Secara total, pelepasliaran sepasang harimau ni menambah jumlah harimau rehabilitasi dari PR-HSD yang akan dilepasliarkan ke habitat alaminya menjadi 4 ekor.
Dari siaran pers yang diterima Tribunpekanbaru.com, Selasa (30/7/2019) kedua Harimau Sumatera yang akan dilepasliarkan kali ini terdiri dari 1 ekor harimau betina "Bonita" dan 1 ekor harimau jantan "Atan Bintang", dan mereka akan dibawa dalam perjalanan menempuh jalur darat menuju kawasan konservasi di Provinsi Riau untuk kembali ke habitatnya.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KSDAE KLHK), Wiratno mengatakan bahwa pelestarian satwa dapat berhasil apabila semua pihak bekerja bersama.
Baca: SEDANG MENGINAP di Hotel, Polisi Gerebek dan Tangkap Pencuri Retail Indomaret dan Alfamart di Riau
Baca: KOPIKAMIKO di Riau SAJIKAN Kopi Aceh Hingga Kopi Bali, Kisah Cewek Cantik Suka Kopi dan Manfaat Kopi
Baca: LIMA Perusahaan di Riau DITEGUR Satgas Udara Karhutla, Sebab Lahan di Sekitar Perusahaan Terbakar
Data dari PVA Harimau Sumatera menunjukkan populasi harimau Sumatera di habitat alaminya tersisa 603 individu yang tersebar di 23 kantong habitat.
Selain itu data dari Ditjen KSDAE menunjukkan lebih dari 50% populasi satwa dilindungi berada di luar kawasan konservasi baik di hutan produksi maupun hutan lindung.
"Untuk itu upaya perlindungan menjadi penting untuk dilakukan oleh semua pihak seperti pengelola konsesi, pemerintah daerah, masyarakat adat dan juga LSM. Kita harapkan mulai saat ini, satwa liar dilindungi termasuk harimau Sumatera yang berada di luar kawasan konservasi dapat terindungi seperti halnya satwa liar lainnya di dalam kawasan konservasi. Semangat bekerja bersama menjadi kunci untuk sinergi selanjutnya," katanya.
Sementara itu, penggagas dan pendiri PR-HSD Hashim Djojohadikusumo, menjelaskan, PR-HSD berkomitmen untuk terus membantu pemerintah melestarikan dan menambah jumlah populasi harimau sumatera.
Baca: SETENGAH BADAN Danramil Mayor Inf Suratno TERBENAM di Gambut Panas Saat Pemadaman Karhutla di Riau
Baca: WAKIL RAKYAT di Riau Tanyakan Tentang Pemerintah yang Tidak Akomodir Pokok Pikiran ke Korsupgah KPK
Baca: KPK SOROT Pasar Cik Puan dan Ritos Sorot Pujasera Arifin Ahmad, BPKP Lakukan Dudiligen, Ini Sebabnya
Sejak diresmikan oleh Menteri LHK pada 29 Juli 2017 lalu, PR-HSD telah melakukan rehabilitasi terhadap 6 individu harimau yang kemudian
berhasil dilepasliarkan ke habitat alaminya.
"Saat ini kami masih merawat satu harimau sumatera yang baru saja diselamatkan dari Padang Lawas Sumatera Utara. Harimau Sumatera merupakan simbol kelestarian ekosistem dan keberadaannya hanya dimungkinkan jika hutan dan lingkungan sebagai habitat masih terjaga," ujar Hashim.
Kepala Balai KSDA Sumatera Barat Erly Sukrismanto mengatakan upaya konservasi memerlukan peran banyak pihak, BKSDA Sumatera Barat terus bekerjasama dengan UPT KLHK lainnya dan mitra dalam menyelamatkan satwa liar dilindungi khususnya harimau Sumatera.
Pelepasliaran harimau Sumatera kali ini merupakan yang ketiga kalinya.