Gulat: Saya Telepon Zulher. Saya Marah. Duta Palma tak Tanggung Jawab
"Saya telepon Bapak (Zulher). Saya marah, Duta Palma tidak tanggung jawab, akhirnya saya yang jadi korban ditelepon terus sama Annas Maamun," katanya
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Gulat Manurung tak menutupi kekecewaannya terhadap keterangan Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulher MS di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (28/1/2015).
Menurut dia, keterangan Zulher bertentangan dengan pertemuan dan komunikasi di antara mereka sebelum dirinya tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Cibubur, 25 September 2014. Ia ditangkap usai menyerahkan uang senilai Rp 2 miliar kepada Gubernur Riau Annas Maamun, yang juga ditangkap KPK.
Diduga uang itu sebagai pelicin untuk memuluskan pengurusan alih fungsi lahan perkebunan milik Gulat dan kawan-kawan agar masuk dalam revisi SK 673/Menhut-II/2014.
Sepanjang sidang, Gulat kerap menggelengkan kepala atas pernyataan-pernyataan Zulher. Salah satunya tentang banderal Rp 1 juta per hektare untuk pengurusan alih fungsi lahan yang diminta bos PT Duta Palma.
“Saya kan mengusulkan, wah ini luas nih, kalau satu hektarenya satu juta, berapa. Ini soal nasib saya, jangan dipelesetkan saya meminta uang," ucapnya.
Gulat mengungkapkan kekecewaannya, bahwa PT Duta Palma tidak bertanggung jawab untuk memberikan uang yang diminta Annas Maamun.
"Bentuk kekecewaan saya, saya sampai di Jakarta dua hari sebelum ditangkap KPK. Saya telepon Bapak (Zulher). Saya marah, Duta Palma tidak tanggung jawab, akhirnya saya yang jadi korban ditelepon terus sama Pak Gubernur (Annas Maamun) dimintai uang. Akhirnya saya cari pinjaman. Saya jadi pinjam gara-gara ini," kata Gulat. (Tribun Pekanbaru Cetak)
Apa saja yang diungkapkan Zulher soal Gulat saat jadi saksi di pengadilan? Baca selengkapnya di Harian Tribun Pekanbaru edisi HARI INI. Simak lanjutannya di www.tribunpekanbaru.com.
FOLLOW Twitter @tribunpekanbarun dan LIKE Halaman Facebook: Tribun Pekanbaru