Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Saat Kerusuhan Tolikara, Polisi Akui Beri Tembakan Peringatan

Polisi akui ada penembakan saat peristiwa kerusuhan di Tolikara. Namun, polisi menegaskan penembakkan sudah sesuai prosedur.

Editor:
Google Maps
Lokasi pembakaran rumah, kios dan Masjid Baitul Muttaqin di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA- Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Suharsono menegaskan, proses penembakan ke arah penyerang Masjid Baitul Muttaqin di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, sudah sesuai prosedur.

Peristiwa itu diawali dengan datangnya sekitar 70 orang ke arah umat Islam yang tengah melaksanakan shalat ied di Mushala Baitul Mustaqin. Mereka meneriakan kata-kata bernada provokasi, yakni menolak kegiatan shalat itu.

"Saat itu personel sudah standby di lapangan menghalau mereka berbuat provokatif," ujar Suharsono saat dihubungi, Sabtu (18/7/2015).

Halauan aparat kepolisian, lanjut Suharsono, tak diindahkan kelompok penyerang. Mereka malah semakin berbuat onar dengan merusak sejumlah kios di sekitar masjid. Tidak hanya itu, penyerang juga melempari jemaah masjid dengan batu.

"Melihat situasi yang semakin tidak kondusif, Polisi inisiatif menembakkan peluru ke udara sebagai peringatan. Tiga tembakan ke udara tidak diindahkan juga, Polisi menembak ke tanah," ujar Suharsono.

Saat ditanya peluru apa yang digunakan? Suharsono mengaku tidak tahu. Ia belum mendapat informasi soal hal tersebut. Ia juga belum dapat berkomentar terkait ada korban jiwa akibat terkena peluru.

Suharsono mengatakan, polisi masih menyelidiki kasus ini. Kedua belah pihak, kata Suharsono, masih diperiksa secara intensif. Belum ada pihak yang ditetapkan sebagai tersangka dalam persoalan tersebut.

Sebelumnya, Ketua Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil di Indonesia (PGLII) Roni Mandang mengakui adanya penyerangan oleh jemaat Gereja Injil di Indonesia (GIDI). Mereka menyerang karena terganggu dengan pengeras suara dari Masjid Baitul Muttaqin di Karubaga, Kabupaten Tolikara itu.

Roni mengatakan, tepat saat protes dilakukan, terjadi penembakan. Tembakan tersebut menewaskan satu jemaat GIDI dan melukai 11 anggota lainnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved