Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Misteri Pembunuhan Angelika

Tak Ada Tanda-tanda Kekerasan, Penyebab Kematian Angelika Masih Misterius

Kepolisian Sektor Siak Hulu telah menuntaskan proses otopsi terhadap rangka tubuh Angelika Raya Nofrianti Pardede.

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Sesri
TribunPekanbaru/Nando
Angelika Raya Novianti br Pardede Korban yang ditemukan tinggal rangka di Siak Hulu 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Nando

TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Kepolisian Sektor Siak Hulu telah menuntaskan proses otopsi terhadap rangka tubuh Angelika Raya Nofrianti Pardede. Namun penyebab kematian bocah 11 tahun itu belum dapat disimpulkan.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Siak Hulu AKP. Rhino Handoyo mengungkapkan, tidak ditemukan tanda kekerasan pada tengkorak kepala maupun organ tubuh lain Angelika.
"Penyebab kematian masih dalam penyelidikan kita," katanya, Jumat (25/3/2016).

Meski begitu, Rhino menduga kuat bahwa kematian korban karena perbuatan kejahatan. Menurut dia, korban masih anak-anak dan tidak berdaya melakukan perlawanan. Maka diperkirakan, pelaku tidak perlu melakukan kekerasan untuk menghabisi nyawa anak Kelas V SD itu.

Rhino menuturkan, otopsi dilakukan terhadap seluruh rangka bagian tubuh korban. Menurut dia, rangka korban yang ditemukan tergolong lengkap.

"Rambutnya masih utuh," ujarnya.

Ia menjelaskan, memang seluruh rangka organ tubuh korban tidak ditemukan bersamaan. Pada hari pertama, Rabu (23/3/2016) malam sekira pukul 18.00 WIB, hanya ditemukan tengkorak kepala dan kakinya saja. Organ tubuh yang lain ditemukan keesokan harinya, Kamis (24/3/2016) pagi.

"Tapi masih di sekitar-sekitar tempat (ditemukan) pertamalah," kata Rhino.

Anehnya, lanjut dia, aksesoris yang dipakai korban sebelum tewas seperti kacamata frame pink dan sendal jepit ditemukan dalam keadaan rapi.

"Kacamata terlipat dan sendal jepitnya rapi," imbuhnya.

Oleh karena itu, Rhino menduga, nyawa korban tidak dihabisi di lokasi penemuan tengkorak. Namun lokasi itu, dimana pelaku membuang jasad korban.

Rhino mengungkapkan, berdasarkan analisa Ahli Forensik, apabila kondisi rangka dihubungkan dengan teori ilmu forensik, maka proses pembusukan jasad Angelika sejak tewas antara 14 sampai 30 hari.

Diperkirakan korban tewas paling lama sekitar tanggal 9 Maret 2016. Tepat pada hari Angelika meninggalkan rumah orang tuanya.

Ia menuturkan, rangka korban masih mengeluarkan bau menyengat. Menurut Rhino, proses pembusukan sampai jaringan dagingnya habis bisa saja berlangsung dengan cepat. Pasalnya, jasad korban ditemukan di semak belukar.
"Bisa aja (dagingnya) dimakan binatang. Namanya di semak-semak," katanya.

Jasad warga Jalan Pandau Jaya Desa Baru Kecamatan Siak Hulu ini ditemukan di Kilometer 15 Jalan Raya Linstas Timur Desa Baru.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved