Negosiasi Lewat Wechat, Layanan Short Time Protistitusi Ini Ditarif Rp 700 Sampai Rp 1 Juta
"Kok malah saya yang disebut mucikari. Mereka yang mau. Saya malah dijebak," ungkapnya disela-sela ekspose di
Penulis: Budi Rahmat | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Mengaku juga menjajakan diri untuk pria hidung belang, WPS yang kini diamankan Polresta Pekanbaru atas laporan eksploitasi anak dibawah umur menyebutkan dirinya bukanlah seorang mucikari. Diungkapkannya, keinginan untuk melayani tamu murni dari teman-temannya sendiri.
"Kok malah saya yang disebut mucikari. Mereka yang mau. Saya malah dijebak," ungkapnya disela-sela ekspose di Mapolresta Pekanbaru, Kamis (13/4/2017) siang.
WPS menyebutkan ia juga menjajakan diri untuk short time (ST) pada tamu-tamu pria hidung belang.
"Mereka itu (korban) sebelum kenals aya juga berprofesi begitu (melayani pria hidung belang). Jadi jangan sebut saya mucikari," ujarnya.
Disebutkannya untuk ST tarif yang dipatok bervariasi.
"Ya segitulah (Rp 1 juta)," terangnya.
Namun ia tetap mengelak disebut menjembatani teman-temannya untuk melayani pri hidung belang.
"Tanyalah mereka (korban). Mereka sendiri yang mau," ujarnya lagi.
Salah satu rekan WPS berinisial S yang juga dihadirkan dalam ekspose mengaku untuk ST tergantung tamu yang memberikan.
"Kadang Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta. Ya tergantung tamunya," terangnya.
Pelayanan yang diberikannya hanya seputar Kota Pekanbaru saja.
"Dihotel-hotel saja," ujarnya.
S ngekos di Pekanbaru karena orang tuanya tinggal di Jakarta.
"Selama di Pekanbaru saya juga pernah bekerja sebagai SPG," terangnya.