Menyedihkan, Rotinya Laku Keras Tapi Pelukis Kaleng Biskuit Khong Guan Tak Pernah Dapat Royalti

Bercerita mengenai kisah gambarnya di kaleng Khong Guan, dirinya tidak pernah sekalipun bertemu dengan

Editor:
WARTA KOTA/Alija Berlian Fani/ist
WARTA KOTA/Alija Berlian Fani/ist 

TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Hasil coretannya begitu melegenda, hasilnya masih abadi sampai sekarang.

Menjelang lebaran dan hari besar agama lain, gambar hasil karya Bernardus Prasodjo (69) ini kerap menghiasi meja.

Bernardus adalah pelukis kaleng biskuit Khong Guan yang melegenda itu.

Bercerita mengenai kisah gambarnya di kaleng Khong Guan, dirinya tidak pernah sekalipun bertemu dengan pemilik dari perusahaan tersebut.

Menurut Bernardus, ada pihak ketiga yang meminta pertolongannya untuk mengambar.

"Pelanggan saya itu sebuah perusahaan separasi warna di Jalan Biak (Jakarta Pusat). Mungkin dia yang menerima order kaleng ini. Dia panggil saya, dia cerita, ada contohnya, pemesannya memesan kayak gini-gini," paparnya.

Meski karyanya tersebut sempat viral di jagat dunia maya, dirinya tidak mendapatkan royalti apa pun, lantaran perjanjian awalnya berupa kontrak putus.

Dari semua karya yang pernah ia ciptakan, hingga kini terdapat tiga karyanya yang masih dipergunakan yaitu Khong Ghuan, Monde, dan Nissin wafer.

"Pemilikinya sama, mungkin karena buat apa juga diganti-ganti, dari gambar itu saja sudah laku produknya," tuturnya

Kini, Bernardus sudah lebih dari lima tahun tidak melukis.

"Sekarang sudah sibuk, tidak ada waktunya lagi. Sudah lebih dari lima tahun yang lalu, catnya sudah pada kering. Kalau mau mulai mesti beli semuanya lagi," katanya kepada wartakotalive.com melalui sambungan telepon, Jumat (2/6/2017).

Kini Bernardus sedang disibukkan dengan aktivitas mengajar jenis pengobatan tradisonal bernama penyembuhan prana, ke seluruh penjuru Tanah Air.

"Saya sekarang sendang mengajar penyembuhan prana ke seluruh Indonesia. Penyembuhan ini tanpa obat, tanpa menyentuh, tidak tergantung pada ajaran agama tertentu, mistik, ritual tertentu, dan lebih bersifat ilmiah," ujarnya, yang saat dihubungi sedang berada di Bali.

 
Meski demikian, gairahnya dalam melukis tidak berhenti begitu saja, karena di zaman sekarang ini ada berbagai applikasi atau software yang dapat digunakan sebagai alat untuk menggambar.

"Zaman sekarang masih sering tapi dengan software seperti photoshop, tidak mengunakan kanvas lagi. Idenya keluar yaitu lah, kadang-ladang gambar pasar, ikan, bunga, enggak tentulah," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved