Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Riau

Jangan Sepelekan Wasit Tarkam, Begini Rintangan yang Harus Dilewati Pengagum Colina

Ini disebabkan selain antusiasme masyarakat terhadap sepakbola, juga masih adanya pola pikir yang belum bersikap dewasa, tidak bisa terima kekalahan

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Afrizal
zoom-inlihat foto Jangan Sepelekan Wasit Tarkam, Begini Rintangan yang Harus Dilewati Pengagum Colina
tribunpekanbaru/nasuha
Jaya Putra

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Nasuha Nasution

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Menjadi seorang pengadil lapangan hijau memang bukan tugas yang mudah. Harus punya mental dan kemampuan serta wawasan yang cukup tentang aturan persepakbolaan.

Apalagi menjadi seorang wasit Antar Kampung (Tarkam), tantangannya sangat berat, bahkan kadang nyawa jadi taruhan saat memimpin pertandingan turnamen sepakbola antar kampung tersebut.

Ini disebabkan selain antusiasme masyarakat terhadap sepakbola, juga masih adanya pola pikir masyarakat yang belum bersikap dewasa, tidak bisa terima kekalahan.

Hal inilah yang dialami Jaya Putra (28) pria kelahiran Bangun Purba Rokan Hulu ini sudah mencicipi manis pahitnya menjadi seorang wasit di sepakbola Kampung.

"Kalau memimpin pertandingan antar Kampung itu harus kuat mental dan harus kuat fisik. Kadang terjadi bentrok di lapangan kami jadi sasaran, "ujar Jaya Putra bercerita.

Wasit yang sudah memiliki sertifikat C2 dan saat ini ingin mengambil sertifikat C1 Nasional ini, mengaku meskipun saat ini masih menjadi wasit ditingkat turnamen antar Kampung, namun Ia memiliki cita-cita besar bisa memimpin ditingkat Internasional.

"Saya sudah tekatkan, memimpin Tarkam adalah awal saya dan saya bermimpi bisa memimpin pertandingan nasional, "ujar Jaya.

Untuk di Riau sendiri, memang Jaya Putra sudah memiliki cukup pengalaman, karena dalam karier nya sudah pernah memimpin pertandingan di Piala Suratin, Liga Nusantara, Liga 3 dan Piala Menpora.

"Apapun pelatihan terkait wasit saya selalu kejar, karena mimpi saya bisa memimpin laga internasional, "jelas Jaya yang juga sebagai pengajar di SMK 1 Bangun Purba Rohul ini.

Untuk penghasilan menjadi seorang wasit sendiri, Jaya mengaku apa yang didapatnya selama ini dari gaji memimpin pertandingan di kampung bisa membiayai kebutuhan hidup keluarganya.

"Apalagi musim banyak turnamen di Kampung, setiap pertandingan biasanya dikasih Rp100 sampai Rp150 ribu, cukuplah untuk kebutuhan hidup,"jelas Jaya.

Menjadi seorang pengadil lapangan hijau memang sudah menjadi cita - cita Jaya Putra sejak kecil dan telah mengidolaka Pierluigi Collina wasit terbaik sepanjang masa asal Bologna Italia tersebut.

"Menjadi seorang wasit sudah menjadi cita-cita saya dan termotivasi dengan Collina, "ujar Jaya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved