Terjatuh ke Laut Saat Perbaiki Gumbang, Nelayan di Meranti Ditemukan Meninggal
Upaya pencarian korban sempat terkendala cuaca berawan dan gelombang laut setinggi 0,5 hingga 1,25 meter.
Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Sesri
TRIBUNPEKANBARU.COM, MERANTI – Seorang nelayan bernama Parno (55) ditemukan meninggal dunia setelah dilaporkan terjatuh dari kapal di perairan Bungur, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Kepala Kantor SAR Pekanbaru Budi Cahyadi, melalui Kepala Unit Siaga SAR Kepulauan Meranti Prima Harrie Saputra, menyampaikan bahwa kejadian tersebut terjadi pada Jumat (24/10/2025) sekitar pukul 21.30 WIB.
Saat itu korban bersama rekannya, Atat, sedang memperbaiki gumbang (alat tangkap ikan) di perairan Desa Telesung, sekitar 3 mil dari pantai.
Menurut laporan, cuaca di lokasi saat itu sedang tidak bersahabat. Angin kencang dan gelombang tinggi menyebabkan air laut masuk ke kapal yang ditumpangi Atat dan korban.
Keduanya berusaha menimba air untuk menyeimbangkan kapal, namun tiba-tiba saksi mendengar korban berteriak minta tolong dua kali sebelum akhirnya hilang dari pandangan karena kondisi gelap.
“Saksi berupaya mencari korban dengan kapal, namun tidak berhasil menemukannya. Setelah itu, ia segera melaporkan kejadian tersebut kepada pemilik gumbang dan pihak berwenang,” ungkap Kepala Kantor SAR Pekanbaru Budi Cahyadi melalui Kepala Unit Siaga SAR Kepulauan Meranti, Prima Harrie Saputra, Delasa (28/10/2025).
Baca juga: 133,5 Hektar Lahan Terbakar di Pelalawan Sepanjang 2025, Kecamatan Teluk Meranti Terluas
Baca juga: Kapal Angkut 90 Santri Mati Mesin di Tengah Laut Kepulauan Meranti, Tim SAR Lakukan Evakuasi
Tim SAR Unit Siaga Meranti yang menerima laporan pada Sabtu siang pukul 14.00 WIB, langsung mengerahkan empat personel menuju lokasi kejadian dengan menggunakan RIB 03 untuk melakukan pencarian.
Pencarian dilakukan bersama unsur gabungan, termasuk TNI, Polri, BPBD, serta masyarakat setempat.
Upaya pencarian sempat terkendala cuaca berawan dan gelombang laut setinggi 0,5 hingga 1,25 meter.
Tim SAR melakukan penyisiran di sekitar titik koordinat kejadian menggunakan pola creeping line search dengan bantuan alat pendeteksi Aqua Eye.
“Setelah dua hari pencarian, pada Senin (27/10/2025) pukul 17.06 WIB, korban akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia sejauh 2,7 mil laut dari lokasi awal kejadian, tepatnya pada koordinat 1°12’28”N 102°56’30”E,” jelas Prima.
Jenazah korban kemudian dievakuasi ke Desa Telesung dan diserahkan kepada pihak keluarga.
Dengan ditemukannya korban, operasi SAR dinyatakan selesai dan resmi ditutup pada pukul 17.30 WIB.
“Seluruh unsur yang terlibat dalam operasi pencarian telah kembali ke satuan masing-masing. Kami mengucapkan terima kasih atas sinergi semua pihak yang membantu jalannya operasi ini,” pungkas Prima.
( Tribunpekanbaru.com/ Teddy Tarigan)
| Petani Sawit yang Hilang di Bengkalis Ditemukan Meninggal Dunia Setelah Lima Hari Pencarian Intensif |
|
|---|
| Pukat Harimau Rugikan Nelayan Kecil di Pesisir Rohil |
|
|---|
| Nelayan Sungai Apit, Siak, Belajar Baca Cuaca dari BMKG |
|
|---|
| Sosok Hariman Ibrahim yang Viral Gagap Baca UUD 45, dari Nelayan Jadi Anggota DPRD Pasangkayu |
|
|---|
| Diduga Tersambar Petir Dua Orang Meninggal di Tepi Pantai Teluk Lancar Bengkalis |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.