Alexis Ditutup
Hijrah Ke Palembang, Mantan Pemijat Hotel Alexis Tetap Tawarkan Pijat Plus
Pasca ditutupnya Hotel dan Griya Pijat Alexis di Jakarta, bisnis panti pijat, Spa, dan pijat tradisional di Kota Palembang malah semakin subur.
Sambungnya, dalam sehari dirinya bisa meminjat tamu 3 hingga 5 orang.
Namun tidak semua tamu mau ditawari layanan seks.
Dalam sehari, selain gaji pijat Rp 150 ribu perorang, untuk plus plus dan tips dirinya mendapatkan uang hampir Rp 1 juta.
"Lumayan juga hasilnya untuk menghidupi anak dan keluarga di kampung pak. Terkadang Ayu merindukan kehadiran si buah hati dan sang pujaan.Tetapi harus bagaimana lagi bang, inilah kehidupan. Bisanya saya pulang mau dekat deket lebaran, atau sudah habis kontrak," tutup Ayu, sambil berkata dirinya sudah lelah bekerja seperti ini.
Sementara, Alamsah (42), salah pelanggan layanan panti pijat plus-plus mengaku sering memanfaatkan layanan beberapa panti pijat.
Alamsah tahu jika pijatan wanita itu tak bisa menghilangkan penatnya sebagai kontraktor.
Namun, bukan pijatan itu yang dicari melainkan layanan plus dari sang pemijat.
"Lumayan juga pak, selain mendapatkan sentuhan pijatan, saya kesini bisa gituan. Dalam sebulan saya bisanya 2 kali datang ke lokasi-lokasi panji pijat," ungkap warga Prabumulih itu.
Lanjut Alamsah, selain menghabiskan uang Rp 300 ribu untuk memesan satu terapis untuk memijatnya, Alamsah juga mengeluarkan uang Rp 200-500 ribu, untuk mendapatkan layanan plus-plus dari trapis.
"Tergantung dengan wanitanya, cantik, seksi dan genit tidak, kami biasa nego di dalam kamar. Jika cocok yang berlanjut hingga gituan usai dipijat," jelasnya. (Sriwijaya Post/diw)