Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Terompet Tahun Baru Bisa Picu Penyakit Difteri yang Mematikan, Begini Penulurannya

Hati-hati membeli terompet untuk perayaan malam pergantian tahun baru. Bisa-bisa Anda terkena penyakit difteri yang mematikan.

Penulis: Salma Fenty Irlanda | Editor: harismanto
TribunPekanbaru/Doddi Vladimir
MEMBUAT TEROMPET - Pengerajin sedang membuat terompet di sentra kerajinan terompet tahun baru, Jalan Hang Tuah, Gg Ros, Pekanbaru. Rabu (21/12). Terdapat sekitar 14 kepala keluarga yang membuat terompet tahun baru dikawasan tersebut, terompet yang dijual dengan kisaran harga Rp 5 ribu hingga 15 ribu rupiah itu dipasarkan hingga hampir keseluruh kabupaten dan kota se-Riau. Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Hati-hati membeli terompet untuk perayaan malam pergantian tahun baru.

Bisa-bisa Anda terkena penyakit difteri yang mematikan.

Perayaan tahun baru selalu identik dengan pesta kembang api dan suara terompet yang bersahutan.

Di Indonesia, ketika mendekati malam tahun baru, masyarakat berbondong-bondong membuka lapak yang menjual berbagai aksesori pelengkap pesta pergantian tahun, salah satunya adalah terompet.

Baca: Pulang dari Thailand, Penampilan Millendaru Berubah, Netizen: Anunya Udah Nonjol Aja

Baca: Kenal Lewat FB, Siswa SMA Larikan Siswi SMP Selama 4 Hari, Ngaku Khilaf di Malam Pertama

Baca: VIDEO: Tiga Kecamatan di Pekanbaru Ini Paling Rawan Kamtibmas di Tahun 2017

Sejak kembang api mulai dibatasi karena dianggap berbahaya, terompet masih menjadi pilihan yang tepat untuk berpesta.

Tapi, lantaskah terompet tak memiliki dampak buruk?

Jangan buru-buru menyimpulkan.

Masih ingat pada wabah difteri yang marak beberapa minggu lalu?

Meskipun sudah jarang diulas, rupanya wabah difteri belum sepenuhnya hilang.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium ini masih menjadi momok di sebagian masyarakat.

Bukan tanpa sebab, penyakit ini ditengarai sangat mudah menular.

Bahkan, di beberapa provinsi di Indonesia, difteri dianggap sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), dikarenakan banyak memakan korban jiwa.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved