Menyusuri Beting Gurun Bahari, Warnai Hari Pertama Jazz Bandar Bakau 2018

Laporan Wartawan Tribundumai.com, Fernando Sikumbang

TRIBUNDUMAI.COM, DUMAIBARAT - Beting Gurun Bahari menjadi tujuan para peserta Jazz Bandar Bakau (JBB) 2018 di hari pertama berada di Kota Dumai, Sabtu (13/1/2018). Para peserta yang datang dari berbagai daerah di Provinsi Riau antusias ingin melihat langsung gugusan pasir laut di dekat Pulau Baru, Kabupaten Bengkalis. Ada hamparan pasir yang terlihat saat air laut surut.

Sekitar 25 peserta menumpang kapal kayu dari Dermaga Nelayan Laut, Kota Dumai. Posisinya tidak jauh dari Bandar Bakau yang jadi pusat acara JBB 2018. Mereka menyusuri perbatasan laut Dumai dan Bengkalis menuju Beting Gurun Bahari.

Nama beting ini merupakan inisiasi dari Pecinta Alam Bahari (PAB) Kota Dumai. Mereka memberi nama saat menanam bibit Bakau di sekitar kawasan itu. Para peserta menikmati perjalanan sekitar 30 menit dari Dermaga Nelayan Laut.

Mereka takjub melihat hamparan Beting tersebut. Para peserta JBB 2018 menyempatkan diri foto dan mengelilingi hamparan pasir yang cukup luas. Para pengisi acara mengapresiasi gelaran musik Jazz Melayu yang berpadu dengan alam.

Musisi Jazz Riau, Eri Bob mengatakan bahwa musik dan alam punya keterikatan yang kuat. Ia menyebut suasana alam bisa mempengaruhi karya para seniman atau musisi. Alam juga bisa menjadi inspirasi dalam perjalanan musik Jazz.

Sejumlah lagu Melayu terinspirasi dari alam. Seperti Dendang Sayang dan Burung Putih. Hal ini memperlihatkan Musik Melayu juga terdapat sentuhan Jazz. "Ada kord yang tidak biasa dalam lagu Melayu," papar pria yang bakal tampil bersama Geliga Banda pada JBB 2018, Sabtu siang.

Ia menyebut kord yang tidak biasa ini bisa saja muncul atau terinspirasi dari alam. Kondisi Riau yang memiliki pesisir juga mempengaruhi musik Melayu. "Jadi Jazz Melayu dan alam sudah begitu akrab," papar Eri.(fer)