5 Anak Kecil Tewas Dalam Demontrasi Menolak Hasil Pemilu Lokal di Guniea
Aksi protes ini dilakukan pasca pemilihan di sebuah kota di pusat negara tersebut, kata pejabat pemerintah
Penulis: Rika Apriyanti | Editor: Rika Apriyanti
TRIBUNPEKANBARU.COM -- Sedikitnya lima anak kecil tewas dalam baku tembak di Guinea.
Aksi protes ini dilakukan pasca pemilihan di sebuah kota di pusat negara tersebut, kata pejabat pemerintah pada Rabu (7/2/2018).
Anak-anak meninggal di Dinguiraye pada hari Selasa, kata Menteri Administrasi Teritorial Bourema Conde dalam sebuah pernyataan di televisi pemerintah.
Dilansir dari VOA pada Kamis (8/2/2018) Bourema tidak menyebutkan keadaan kematian yang lebih rinci dan lebih lanjut tentang anak-anak tersebut.
Baca: Kinerjanya Disindir, Menteri Susi Bertanya Apa Keberhasilan Anda? Ini Jawaban Fadli Zon
Kekerasan tersebut terkait dengan kecurigaan oposisi bahwa Presiden Alpha Conde bermaksud untuk mengubah konstitusi untuk mencari masa jabatan ketiga pada pemilihan tahun 2020.
Conde pun menolak memberikan komentar mengenai hal tersebut tersebut.
Bentrokan pecah antara anak-anak muda yang memegang tongkat dan pisau di beberapa kota setelah pemimpin oposisi Cellou Dalein Diallo menuduh kecurangan dalam pemilihan yang tertunda.
Kekerasan juga telah dilaporkan sejak hari Minggu di ibukota Conakry, di mana pemuda memasang barikade dan membakar ban di beberapa daerah pinggiran kota.
Baca: Viral! Dua Remaja Ini Tutupi Kepala Bayi dengan Kantong Plastik, Netizen Geram Tahu Alasannya
Dari aksi tersebut seorang pemuda meninggal pada hari Senin dalam konfrontasi dengan pasukan keamanan.
Tak lama setelah pemungutan suara, Diallo mengecam "kecurangan besar-besaran" dan mengancam agar para pendukungnya turun ke jalan.
Pihak oposisi menuduh Conde mencoba memasang loyalis di berbagai tingkat pemerintahan untuk memperlancar jalan menuju kemungkinan perubahan konstitusional.
Partai berkuasa Conde telah menolak tuduhan kecurangan.
Baca: Waduh, Balita Ini Tak Sengaja Pesan Mobil saat Bermain Smartphone Ayahnya, Lihat Harganya
Banyak orang Guinea juga marah karena cadangan bauksit yang kaya di negara itu, bijih besi tidak membantu penuntasan kemiskinan.
Bahkan pekerjaan juga masih jarang dan gaji sektor publik yang rendah
Rasa frustrasi tersebut menyebabkan kerusuhan tahun lalu di dekat beberapa tambang bauksit terbesar di negara itu,yang mengganggu produksi dan mengakibatkan beberapa kematian.
(Tribunnews/ Rika Apriyanti)
