Rokan Hulu
6 Kecamatan Masuk Wilayah Stunting, Asisten II Setda Rohul Minta Diatasi dengan Cara 'Keroyokan'
Ruslan meminta kepada seluruh peserta rapat untuk bersama sama dalam menanggulangi stunting di Rohul, dengan cara "keroyokan".
Penulis: Donny Kusuma Putra | Editor: Afrizal
Laporan Wartawan Tribunrohul.com, Donny Kusuma Putra
TRIBUNROHUL.COM, PASIRPANGARAIAN- Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Ruslan membuka rapat koordinasi penggarapan penanggulangan stunting di Kabupaten Rohul.
Rapat koordinasi penggarapan penanggulangan stunting ini dilaksanakan di lantai 3 Kantor Bupati Rohul, Selasa (13/3/2018), oleh BKKBN Provinsi Riau.
Dihadiri juga enam kecamatan yang menjadi wilayah Stunting dan 10 desa di Rohul.
Ruslan meminta kepada seluruh peserta rapat untuk bersama sama dalam menanggulangi stunting di Rohul, dengan cara "keroyokan".
Baca: Penyebab Polres Kepulauan Meranti Belum Tetapkan Tersangka Kasus Karhutla di Desa Lukun
Baca: Polda Riau Ungkap 4 Modus Dugaan Tipikor Dinas Kehutanan Kampar
Baca: MENGEJUTKAN. Tubuh Nenek Terpental Setelah Sepeda Motor Tabrak Gran Max. Ditemukan 15 Km dari TKP
"Ini masalah kita bersama ya menanggulanginya ya harus keroyokan atau bersama-sama, dengan Dinas terkait dalam menurunkan angka stunting ini," katanya.
Ia menambahkan, dengan cara keroyokan ini dirinya yakin angka Stunting yang ada di Rohul akan berkurang.
Diharapkan Rohul bisa bebas dari Stunting, pasalnya seorang pemimpin daerah tidak akan pernah mau wilayahnya menjadi daerah Stunting.
Lebih lanjut dijelaskanya, Keroyokan yang dimaksud adanya kerjasama dinas terkait.
Masalah kesehatanya atau gizinya ditangani Dinas Kesehatan, infrastruktur ditangani PUPR, dan terkait pangan jelas menjadi tanggung jawab Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan.
Bukan hanya itu saja, terkait air bersih dan perumahan tentunya itu Dinas Pengairan dan Pemukiman Rakyat, dan dinas-dinas terkait lainya, juga harus turut ambil bagian dalam menurunkan angka Stunting di Rohul.
"Pak Bupati H. Sukiman juga sudah mengintruksikan bahwa permasalahan stunting ini harus di selesaikan segera di 10 desa yang ada di enam kecamatan," terangnya.
Diakuinya, rakor ini sangatlah penting dilaksanakan, dan ia juga meminta dinas terkait untuk melakukan data ulang terkait jumlah Stunting ini, pasalnya data yang tersebar tersebut adalah data 2013.
Ruslan juga meminta kepada BKKBN Riau untuk gencar dalam mensosialisasikan pola hidup sehat dan melakukan upaya pencegahan agar stunting tidak terjadi lagi.
Diakuinya pola hidup sehat dan asupan gizi saat ibu hamil sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak, untuk itulah posyandu harus berperan aktif dalam mmeberika pemahaman kepada ibu-ibu hamil terkait asupan gizi.
"Jadi saya baca stunting itu bisa terjadi mulai dari ibu mengandung, hingga menyusui. Hal ini sangat penting untuk mengurangi angka stunting," terangnya.
Saat ditanya di desa mana saja yang menjadi daerah Stunting di Rohul, ia menjelaskan ada 10 desa yang ditetapkan menjadi daerah stunting, yakni Desa Tambusai Timur, Timur, Kepenuhan hilir, Ulak Patian, Marga Mulya, Teluk Aur, Menaming, Bangun Purba Barat, dan Desa Kepayang.
"Kita berharap dari rakor ini bisa memberikan hasil yang maksimal dalam menanggulangi Stunting di Rohul. Yang jelas harus Kroyokan baru bisa ditekan angkanya," pungkasnya.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/stunting-di-kabupaten-rohul_20180313_140448.jpg)