Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Siak

TKI Asal Siak Terkatung-katung di Taiwan, Kondisinya Memprihatinkan, Tak Jelas Kapan Dipulangkan

Rencana pemulangan TKI ilegal asal kabupaten Siak, Dedi Putra belum jelas. Karena belum ada maskapai yang berani menanggung risiko

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Budi Rahmat
Facebook/Siti Khadijah
Dedi Putra TKI asal Siak Riau dirawat di sebuah rumah sakit Taiwan. Diduga ia korban kekerasan 

Alasannya, Dedi bekerja sebagai ABK Letter Guarantiee (LG), yang tidak tercatat sebagai PMI, baik oleh BNP2TKI ataupun mendapatkan Rekomendasi dari Kementrian Tenaga Kerja (Kemenaker) RI.

Hanya saja dapat dimungkinkan tercatat oleh pihak Council of Argriculture (CoA), Taiwan yang menangani perekrutan ABK Asing untuk bekerja di wilayah teritori Taiwan.

Berdasarkan informasi petugas Detensi Imigrasi Nantou, Dedi ditempatkan di Detensi Imigrasi Nantou sejak 14 Februari 2018 sampai pada rencana pendeportasian, 9 Maret 2018.

Baca: Tolak Berhubungan Intim,Kepala Anna Putus Dipenggal Sang Mantan,Jasad Disembunyikan Dalam Tas

"Sebab, pada 14 Februari itu dia tertangkap oleh polisi Nantou, dan polisi menyerahkannya kepada Detensi Imigrasi Nantou. Pada saat penyerahan kondisi yang bersangkutan masih normal," kata dia, Selasa (13/3/2018).

Namun, 2 minggu terakhir atau sebelum pendeportasian Dedi tiba-tiba tidak mau makan dan lemas. Dedi tersebut terpaksa dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan pengecekan kesehatan.

Pada 9 Maret 2018, pas rencana pendeportasian, Dedi tiba-tiba merasa tidak kuat untuk jalan. Ia diberikan kursi roda untuk berangkat ke bandara internasional Taoyuan.

Namun, Maskapai EVA Air menolak Dedi untuk ikut terbang karena melihat kondisi fisiknya yang lemas. Selain itu juga tidak ada surat izin dokter untuk keberangkatan dalam kondisi tersebut.

"Dua orang WNI lain, atas nama Rudi Laksono dan Permata Danu Indra juga ditunda pemulangannya," kata dia.

Sejak menerima informasi tentang Dedi, bidang imigrasi, bidang tenaga kerja dan bagian protokoler KDEI Taipei telah berupaya melakukan koordinasi untuk mendapatkan kejelasan informasi dan kondisi terkini Dedi.

Baca: Ribuan Guru Honor Komite Dapat SK, Pemko Pekanbaru Juga Akan Berikan Insentif Ini

Selasa (13/3) pihak KDEI melakukam pengecekan secara langsung ke RS Ministry of Health and Welfare Nantou, Taiwan. Namun jaraknya sekitar 200 Km dari Taipei.

"Pihak KDEI melihat kondisi kesehatan mental dan kepastian kemungkinan dapat tidaknya dilakukan pemulangan segera, berdasarkan hasil informasi yang didapat saat ini. Informasi hasil pengecakan KDEI segera kita minta, kapan yang bersangkutan dapat pulang," kata dia. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved