Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kepulauan Meranti

Amri Bekerja Sebagai Kuli Bangunan di Malaysia dengan Upah 90 RM Per Hari

Amri (38) warga Desa Bokor, Kecamatan Rangsang Barat juga bekerja di Malaysia dengan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Nolpitos Hendri
AFP/Tengku Bahar
Uang Ringgit Malaysia 

Laporan Reporter Tribunpekanbaru.com: Guruh Budi Wibowo

TRIBUNPEKANBARU.COM, SELATPANJANG - Amri (38) warga Desa Bokor, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau juga bekerja di Malaysia dengan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal.

Amri masuk ke Malaysia dengan modus menyamar menjadi pelancong, namun ia bisa bekerja di Malaysia.

Ia melakoni menjadi TKI ilegal ini sejak tahun 1993.

Ayah dua anak ini menjadi pekerja ilegal dengan menyamar menjadi pelancong.

Baca: Suami Istri Jadi TKI Ilegal di Malaysia Demi Menghidupi Keluarga, Dapat Gaji 1.000 RM

Baca: Demi Ringgit, Warga Desa Bokor Menjadi TKI Ilegal ke Malaysia

Di Malaysia, Amri hanya bekerja sebagai kuli bangunan dengan upah 90 RM atau sekitar Rp 350 ribu per hari.

Tak heran ia bisa membawa pulang uang ke desanya hingga Rp 4 juta per bulan.

Kendati mendapatkan upah besar, namun Amri dihantui kekawatiran setiap harinya.

Ia khawatir ditangkap petugas imigrasi Malaysia lantaran menyalahgunakan visa kunjungannya.

Untuk menghindari petugas imigrasi saat razia, ia kerap pura-pura makan di rumah makan atau cafe terdekat.

Baca: Pj Kades Bokor: Warga Bokor Banyak Bekerja sebagai TKI Ilegal ke Malaysia

Baca: Mengaku Kunjungi Saudara, Nurjanah Bisa Bekerja di Malaysia

"Kalau dirazia saat makan, saya tidak ditangkap. Asal jangan saat kerja saja," ujarnya.

Kendati dihantui petugas imigrasi, Amri masih bimbang untuk berhenti sebagai pekerja ilegal di Malaysia atau mencari kerja di Indonesia.

Menurutnya, pemerintah Indonesia tidak bisa lagi memberi lapangan pekerjaan bagi rakyatnya.

Jika pun ada, upah yang ditawarkan tidak sebanding dengan kebutuhan yang dikeluarkan.

"Mau kerja apa di kampung, harga karet anjlok. Negara kita belum bisa memberi pekerjaan bagi rakyatnya. Entah nanti pemerintahan yang baru ini," ujar Amri. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved