Neno Warisman Dihadang
BEM Sampaikan Keberatan, Kabinda Riau Batal Beri Kuliah Umum di UNRI
BEM UNRI menyampaikan keberatan terkait kuliah umum di Universitas Riau yang akan disampaikan oleh Kabinda Riau, Marsma TNI Rachman Haryadi
Penulis: | Editor: Nolpitos Hendri
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Teddy Tarigan
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau (UNRI) menyampaikan keberatan terkait kuliah umum di Universitas Riau yang akan disampaikan oleh Kepala BIN Daerah (Kabinda) Riau, Marsma TNI Rachman Haryadi.
Keberatan itu disampaikan Presiden Mahasiwa UNRI, Randi Andiyana didampingi M Hafiz Ona Hadi Putra selaku Mensospol, Faldhany Hidayat selaku Mensosmas, Popo Haryanto selaku Menhadkesma serta Wahyu Andre Prahsetyo selaku Ketua Umum DPM Universitas Riau.
Keberatan itu disampaikan kepada petinggi UNRI, di antaranya Rektor, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, dan Wakil Rektor III UNRI.
Baca: Gerebek Rumah di Kawasan Bumi Ayu, Polisi Cuma Sita Satu Paket Kecil Sabu
Baca: Sarana Belajar Bagi Mahasiswa Hukum, LBH Pekanbaru Gelar KALABAHU
Kabinda rencananya memberi kuliah umum Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Riau 2018 pada Selasa (29/8/2018).
Menurut Randi, keberatan disampaikan karena Kabinda dinilai telah melakukan tindakan represif kepada Neno Warisman di gerbang keluar Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II pada Sabtu (25/8/2018).
"Bentuk penghadangan yang dilakukan oleh Kabinda bersama aparat kepolisian sangat menciderai kebebasan demokrasi yang selalu digaung-gaungkan oleh petinggi negeri ini," ungkap Randi.
Baca: Polres Meranti Sudah Punya Saksi Kasus Karhutla di Tanjung Peranap
Randi mengaku miris terkait penghadangan Neno Warisman dalam mobil dan tak bisa keluar selama hampir tujuh jam lamanya, serta tidak diperbolehkan untuk diberi minum dan makanan.
"Tidak sampai di sana, bahkan ada lemparan batu oleh beberapa oknum massa aksi penolakan kedatangan beliau terhadap mobil BMW yang ditumpanginya, sehingga menyebabkan kaca mobil tersebut pecah. Kejadian ini terjadi dikarenakan beliau diagendakan akan hadir pada sebuah deklarasi keesokan harinya. Tentu hal ini sangat menciderai demokrasi di negeri ini," tambah Randi.
Bahkan pemulangan paksa Neno Warisman pada malam itu juga.
Pesawat penerbangan terakhir ke Jakarta harus ditunda karena menunggu Neno tersebut.
Baca: Orangtua Terpental dan Sepeda Motor Berjalan tanpa Kemudi, Bocah 5 Tahun Ini Selamat dari Kecelakaan
Baca: Anggota DPRD Minim, Rapat Paripurna Molor Dua Jam
Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) juga telah melakukan ultimatum kepada Kapolda dan Kabinda untuk meminta maaf dan memberi klarifikasi dengan batas waktu sampai hari ini tanggal 30 Agustus 2018.
Pihak-pihak yang terlibat dalam tindakan tersebut dirasa tak pantas untuk menyampaikan kuliah umum di hadapan mahasiswa baru.
Setelah dialog dilakukan sekitar setengah jam, kemudian pihak Rektorat mengatakan akan mempertimbangkan dan akan menjumpai Kabinda untuk membatalkan kegiatan tersebut.
Alhasil, malamnya dikabarkan bahwa acara kuliah umum bersama Kabinda tersebut dibatalkan, dan pihak rektorat pun melepas baliho selamat datang kepada Kabinda Provinsi Riau tersebut.
