Promosi Wisata Daerah di Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia, Peluang bagi Perekonomian Indonesia
Pemerintah menggiatkan pariwisata Indonesia demi meningkatkan devisa serta perekonomian bangsa.
Kualitas gelombangnya menjadi incaran para peselancar profesional kelas dunia yang suka menguji nyali.
Mereka datang menjajal Bono dan berusaha memecahkan rekor berselancar paling lama di dunia.
Pemerintah menganggarkan dana untuk memperbaiki jalan menuju lokasi Bono yang masih sulit diakses.
Diharapkan perekonomian masyarakat ikut menggeliat jika banyak wisatawan yang datang berkunjung.
Tak cuma itu, fenomena Bono juga membangkitkan kreatifitas bernilai ekonomi bagi masyarakat. Misalnya kaum ibu pembatik di Pelalawan yang menjadikan Bono sebagai motif batik Riau.
Fenomena Bono merupakan anugerah karena ombak seperti ini tak banyak ada di bumi.
Bono menjadi satu di antara banyaknya potensi wisata baru kelas dunia yang dimiliki oleh Indonesia dan perlu digarap maksimal.
Baca: Daftar Lengkap Atlet Indonesia Peraih Medali Emas, Perak dan Perunggu Asian Games 2018
Pada dasarnya berbagai provinsi di Indonesia yang membentang dari timur hingga barat memiliki banyak tempat indah dan unik yang bisa dijadikan tempat wisata.
Hanya saja banyak yang ibarat permata tersembunyi, belum terekspos sehingga tak banyak yang tahu.
Selain itu banyak di tempat indah tersebut belum tergarap maksimal. Sebab sarana dan prasarananya tidak menunjang untuk dikunjungi wisatawan, apalagi dalam jumlah yang banyak.
Soal sarana, tempat-tempat itu tertinggal jauh dari Bali yang sejak lama jadi destinasi wisata berkelas internasional.
Padahal potensi pariwisata negara ini besar, baik untuk turis mancanegara maupun wisatawan domestik.
Bahkan wisatawan boleh memilih, ingin melihat keindahan alam seperti pantai dan pegunungan, atau wisata budaya dan sejarah.
Promosi Wisata Memanfaatkan Pertemuan IMF-World Bank
Pada 8-14 Oktober 2018 nanti, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan IMF-Bank Dunia, tepatnya di Nusa Dua Bali.
