Siak
Dulu Kalau Ada yang Sakit Harus Menyeberangi Lautan, Kini Pustunya Buka 24 Jam Lengkap dan Bersih
Dulu sebelum ada pustu, warga yang sakit diliputi kecemasan. Untuk bisa mendapat pengobatan harus menyebarangi sungai. Beda dengan kondisi sekarang
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Budi Rahmat
Laporan wartawan Tribunsiak.com, Mayonal Putra
TRIBUNSIAK.COM, SIAK- Berbenah sejak 2015, Puskesmas Sungai Apit sudah mendulang 5 prestasi tingkat nasional. Pada September 2018 ini, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI mendaulat Puskesmas yang terletak di daerah paling pinggir kabupaten Siak itu masuk 10 besar nasional terbaik kategori daerah terpencil.
Bustami (33) tiba-tiba mengalami sakit perut, Februari 2018 lalu. Dengan wajah yang pucat sambil menahan rasa sakit, ia dipapah istrinya menuju Puskesmas. Seorang perawat datang memandunya ke UGD. Bustami diperiksa. Ia mengalami sakit maag akut. Kemudian dipandu ke bagian farmasi untuk mengambil obat.
Baca: Polda Riau Telaah Laporan Mahasiwa dan Alumnus UIR soal Postingan Akun Facebook Eka Octaviyani
"Perawat-perawatnya ramah, kami merasa dihormati. Lagipula semuanya gratis," cerita Bustami kala dihubungi Tribun, Jumat (14/9/2018).
Menurut Bustami, warga di Sungai Apit tidak pernah membicarakan keburukan pelayanan Puskesmas. Mengingat kecamatan Sungai Apit berada di daerah pinggir dan jauh dari RSUS Siak, Puskemas itu benar-benar menjadi pusat kesehatan bagi warga.
"Perlengkapan dan fasilitasnya juga lengkap dan bersih. Saya senang berobat ke sana," kata dia.
Tidak hanya melayani warga di pusat kecamatan. Manajemen Puskesmas itu juga menjalankan pengabdian memberikan layanan ke sehatan ke pelosok-pelosok kampung. Kampung Teluk Lanus merupakan kampung terjauh dan tidak dapat dilalui dengan akses darat. Menuju ke kampung itu, harus menyebrangi laut dengan sampan-sampan kayu. Namun, negara yang diwakili Puskesmas hadir kesana memberikan pelayanan kesehatan bagi warganya.
Baca: Dilaporkan Mahasiswa UIR ke Polda Riau, Inilah Postingan Eka Octaviyani yang Diduga Ujaran Kebencian
"Kami tak perlu lagi menyebrangi mengarungi laut bila jatuh sakit. Kami tinggal datang ke Puskesmas Pembantu (Pustu) yang buka 24 jam," kata Sugianto, warga sekitar.
Sebelum 2015, bila ada yang akan melahirkan di tengah malam, biasanya hanya dilayani oleh dukun beranak yang ada di kampung. Setelah Pustu dibangun, warga sekitar dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan mulai terbantu.
"Dulu bila ada warga yang sakit, kami dua kali cemas. Cemas tak bisa diobati dan cemas jika terjadi apa-apa saat menyebrangi laut ke Puskesmas Sungai Apit," kata dia.
Baca: Hasil Japan Open 2018: Meski Polii/Apriani Kalah, Warganet Terkejut dengan Hal Ini
Pada 2015 itu, dr. Adrian ditugaskan Dinas Kesehatan (Diskes) Siak menjadi kepala Puskesmas Sungai Apit. Sejak itu, dr. Adrian harus memutar otak bagaimana Puskesmas itu berfungsi dengan baik bagi warga. Sehingga ia mencanangkan motto: Mitra Masyarakat Menuju Sehat.
"Saya harus membenahi manajemen, membuat program bagaimana keadilan kesehatan dapat ditegakkan melalui Puskesmas," kata dokter lulusan Universitas Baiturrahmah, Padang itu.
Evaluasi terhadap staf digelar minimal seminggu sekali. Sarana prasarana dibenahi dengan baik. Dan, pembangunan Pustu serta kualitasnya digesa dalam waktu singkat. Padahal sebelumnya, banyak sekali Pustu dan Polindes yang catnya dindingnya sudah mengelupas, tenaga medis yang terbatas dan kadang-kadang tanpa pelayanan yang baik.
"Selama kurang lebih 1 tahun dibenahi total, pada tahun kedua kita sudah mendapatkan prestasi tingkat nasional," kata dia.
Setidaknya ada 5 prestasi yang membanggakan. Pada 2016, 1 tenaga kesehatan (Nakes) dari Puskesmas itu, terpilih menjadi Nakes teladan tingkat nasional, dengan innovasi penurunan angka diare dengan penerapan teknologi tepat guna penjernihan air gambut. Setahun kemudian, satu Nakes lagi diganjar sebagai Nakes teladan peringkat 3 nasional. Innovasinya penerapan poli cp untuk mencegah medial error.
Pada tahun yang sama, Puskesmas ini juga mendapat peringkat 1 tingkat nasional kelompok asuhan mandiri kesehatan tradisional melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan akupresure kategori terpencil. Pada 2018 ini, Puskesmas itu sudah terakreditasi kategori madya.
Baca: Hasil Japan Open 2018: Berlangsung Sengit, Polii/Apriani Temani Kevin/Marcus ke Semifinal Japan Open
Pada September ini, Kemenkes lagi-lagi mendaulat Puskesmas kebanggaan bupati Syamsuar ini masuk 10 besar Puskesmas terbaik nasional kategori daerah terpencil.
dr Adrian berkeinginan pelayanan terbaik diberikan kepada seluruh masyarakat di 14 kampung yang ada di Sungai Apit. Meskipun jarak sangat jauh dan akses jalan masih sangat buruk antar kampung.
"Ada 1 daerah yang tak bisa ditempuh dengan kendaraan darat. daerah itu bernama Teluk Lanus. Untuk mencapai daerah itu, harus disiapkan ongkos yang tinggi untuk menyewa boat. Dan kami harus datang ke sana dan membangun Pustu dengan kualitas yang baik," kata dia.
Dia menugaskan 6 bidan setiap hari di sana. Memberikan pelayanan umum, proses persalinan dan menyediakan obat-obatan yang cukup. Sehingga warga sekitar tidak perlu khawatir harus menghadapi ombak besar untuk persalinan ke RSUD Siak.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mendatangkan dokter ke Teluk Lanus minimal 5 bulan sekali. Agar masyarakat mendapat pelayanan maksimal dan riwayat penyakit pasien dapat didiognosa dengan tepat.
"Pada intinya, seluruh masyarakat mempunyai hak yang sama di dunia kesehatan. Apalagi Puskesmas merupakan perpanjangan tangan negara untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga," kata dia.
Saat ini, di Puskesmas Sungai Apit sudah memberikan pelayanan UGD 24 jam. Mempunyai ruangan kesehatan umum, anak, ibu dan KB, gigi dan mulut, konsultasi gigi, akte online, klinik sanitasi, laboratorium dan ruangan pelayanan farmasi.
Di Puskesmas itu juga ada 4 dokter umum setiap hari, 1 dokter gigi, 3 apoteker, 7 SKM, 3 SKEP, 26 perawat, 5 SPK, 37 kebidanan, 1 Kesehatan lingkungan, 1 SPPH, 2 gizi, 2 perawatan gizi, 1 perawatan gigi, 1 SPRG, 1 farmasi, 1 SMF, 1 SMAK, 3 administrasi, 4 sopir dan 2 cleaning servise.
Fasilitasnya juga terbilang lengkap, seperti UGD yang mempunyai banyak ruangan pelayanan kebutuhan masyarakat. Pelayanan USG kebidanan dan scening penyakit dalam, pelayanan EKG, akupresure, serta pelayanan penitipan anak-anak.
Sarananya mempunyai ruang rawat inap, Pustu ada 10 dan 45 Posyandu. Prasarananya ada 2 ambulance dan 1 unit ambulance untuk desa jauh.
Selain itu, juga ada ruangan rawat jalan, yang meliputi ruangan kesehatan umum, anak, gigi dan mulut, ibu dan KB dan Lansia. Ditambah lagi dengan adanya laboratorium, farmasi dan konseling. Unit konseling ini juga meliputi gizi, KB, kesehatan lingkungan, ASI, PKPR, obat, tubercolosis dan HIV/aids.
Menurut dr. Adrian, jika dalam satu minggu ada perawat, bidan dan staf lainnya yang memberikan pelayanan tanpa senyum, maka menjadi bahan evaluasi. Karena itu, petugas harus melaksanakan tugas seperti pelayanan di bank-bank.
"Kami akan proses bila melanggar aturan. Jadi kami harus lebih ramah dari pelayanan di bank kepada seleuruh pasien," kata dia.
Sementara itu, Bupati Siak Syamsuar sangat membanggakan Puskemas tersebut. Ia berkomitmen untuk terus mempriotitaskan kesehatan masyarakat di Siak. Sehingga Puskesmas disarankan mengajukan program dan pergantian atau penambahan peralatan setiap tahun.
"Saya bangga sekali perkembangan Puskesmas Sungai Apit sangat pesat. Jadi kita ingin Puskesmas lain juga seperti Puskesmas Sungai Apit," kata dia.
Ia juga berkeinginan menambah sarana prasarana yang dibutuhkan demi meningkatkan pelayanan kesehatan. Syamsuar juga ingin seluruh pelayanan kesehatan di Siak harus seperti pelayanan di bank-bank. Karena itu, masing-masing kepala Puskesmas juga harus mengevaluasi stafnya secara periodik.
Apresiasi untuk Puskesmas Sungai Apit juga datang dari Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Siak. Hal itu disampaikan Bupati LIRA Siak, Deddy Irama, ST. Sebab, Puskesmas Sungai Apit kerap mendulang prestasi tingkat nasional.
"Saya harap bupati Siak, juga memberikan reward kepada kepala Puskesmasnya agar ada motivasi untuk mempertahankan manajemen yang baik itu ke depannya," kata dia.
Deddy juga meminta kepada kepala Diskes Siak agar menjadikan Puskesmas Sungai Apit sebagai Puskesmas percontohan. Sehingga Pustu yang ada dapat dibenahi seperti Pustu-pustu yang ada di Sungai Apit.
"Jangan sampai ada lagi Pustu seperti rumah tinggal, dan tanpa pelayanan," kata dia. (Mayonal Puerta)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/kepala-puskesmas-sungai-apit-dr-adrian-bersama-wabup-siak-alfedri-dan-kadiskes-siak-r-tonny-chandra_20180915_161103.jpg)