Pelalawan
Asap Tipis Masih Selimuti Pangkalan Kerinci, Diduga Kiriman dari Daerah Lain
Asap Tipis Masih Menyelimuti Pangkalan Kerinci, Diduga Kiriman dari Daerah Lain
Penulis: johanes | Editor: Afrizal
Laporan Wartawan Tribunpelalawan.com, Johannes Wowor Tanjung
TRIBUNPELALAWAN.COM, PANGKALAN KERINCI- Hampir satu pekan ini Kabupaten Pelalawan khususnya Kecamatan Pangkalan Kerinci diselimuti asap yang diperkirakan akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Hingga hari ini, asap tipis masih tampak di angkasa.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Hadi Penandio, kabut asap yang terpantau di Pangkalan Kerinci belum mengkuatirkan.
Aktivitas dan jarak padang masih normal meskipun sedikit berkabut.
Baca: Hujan Bantu Pemadaman Karhutla di Pelalawan
Baca: Dikirimi 2 Surat Teguran Perusahaan Penunggak PPJ Non PLN di Pelalawan Mulai Bayar Tunggakan
Asap yang datang dan pergi masih tahap kewajaran, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Ini karena arah angin ke kita. Jadi asap kekabaran dari daerah lain terbawa kesini. Jika arah angin berubah, asapnya langsung hilang," ungkap Hadi Penandio kepada tribunpelalawan.com, Rabu (3/10/2018).
Hadi mengklaim Karhutla di Pelalawan sudah bisa diatasi dan asap yang ditimbulkan sangat minim.
Artinya kabut yang datang bukanlah berasal dari kebakaran yang sempat terjadi di Pelalawan.
Pernyataan itu dikuatkan oleh Kepala Polres Pelalawan, AKBP Kaswandi Irwan SIK, yang menyebutkan kabut yang tampak di Pangkalan Kerinci bukanlah berasal dari kebakaran yang ada di Pelalawan.
Melainkan kiriman dari daerah lain yang saat ini masih dilalap api seperti Indragiri Hilir dan Indragiri Hulu.
"Di daerah kita tinggal pendinginan saja. Asapnya dari daerah lain seperti Inhil dan Inhu," tandasnya.
Baca: Ustaz Abdul Somad Bercanda akan Tenggelamkan Menteri Susi Jika 60 Menit Tak Juga Datang
Baca: Menakar Peluang PSPS vs Aceh United Lewat Lima Laga Terakhir, Pernah Tahan Imbang
Meski demikian, lanjut Kapolres Kaswandi, pihaknya tetap melakukan patroli di lokasi bekas terbakar serta areal yang berpotensi munculnya api baru.(*)