Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Rokan Hulu

257 Kepala Keluarga Terkurung Banjir, Jembatan Pisang Kolek Tidak Bisa Dilalui

Sebanyak 257 kepala keluarga di Kecamatan Kunto Darussalam, Rokan Hulu terkurung banjir karena Jembatan Pisang Kolek tidak bisa dilalui

Penulis: Donny Kusuma Putra | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Donny Kusuma Putra
257 Kepala Keluarga Terkurung Banjir, Jembatan Pisang Kolek Tidak Bisa Dilalui 

Laporan Wartawan Tribunrohul.com, Donny Kusuma putra

TRIBUNROHUL.COM, PASIRPANGARAIAN - Sebanyak 257 kepala keluarga di Kecamatan Kunto Darussalam, Rokan Hulu terkurung banjir karena Jembatan Pisang Kolek tidak bisa dilalui, dan warga diminta waspada.

Jembatan Sungai Pisang Kolek di Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) tak bisa dilalui akibat meluapnya air Sungai Rokan pada Kamis (11/10/2018).

Jembatan menghubungkan Kelurahan Kota Lama dengan lima desa di seberang yakni Desa ‎Kota Baru, Kota Raya, Muara Dilam, Pasir Indah, dan Desa Pasir Luhur‎, tidak bisa dilewati baik roda dua maupun roda empat akibat banjir.

Baca: Baliho Caleg Bertebaran, Bawaslu Kampar Tak Berwenang Menindak

Baca: Aspal Pelapis Base Jalan Poros Dinilai Mubazir

Lurah Kota Lama, Aly Yusuf SSos kepada Tribunrohul.com mengatakan, jembatan di Pisang Kolek di Kelurahan Kota Lama tidak bisa dilewati akibat debet air Sungai Rokan tinggi.

Ia mengungkapkan dampak jembatan Pisang Kolek yang tidak bisa dilalui, masyarakat harus menggunakan jasa penyebrangan menggunakan sampan.

"Akibat jembatan yang tidak bisa dilalui banyak anak-anak sekolah yang terpaksa libur karena tidak bisa melewati jembatan tersebut," katanya kepada Tribunrohul.com, kamis (11/10/2018).

‎Aly sapaan akrabnya menerangkan, naiknya debet air sungai Rokan ini disebabkan oleh banjir kiriman dari Kabupaten Pasaman yang juga terendam banjir, sehingga terdampak pada warga kota lama terlebih

Lebih lanjut dijelaskanya, untuk sekali menyebrang dengan sepeda motor dan pengendara, masyarakat bisa dikenakan biaya antara Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu sekali menyeberang, dengan dua sampan yang disediakan.

Baca: Ada Seminar Dihadiri KPK di Kampar‎, Kepala Desa dan BPD Dikumpulkan

Baca: Pre-order Samsung Galaxy A7 Sudah Bisa Dilakukan 12-19 Oktober, Ini Harga dan Spesifikasinya

Diakuinya, dengan tidak bisa dilewatinya jembatan Pisang Kolek, bukan berdampak terganggungnya akses masyarakat saja. Hasil panen perkebunan masyarakat juga terkena dampaknya.

Bila sebelumnya menuju Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Ekadura Indonesia (EDI) hanya sekira 7,5 kilometer (km), dengan putusnya jembatan jarak tempuh semakin jauh, sekira 40 km jauhnya.

Aly juga mengatakan tidak hanya jembatan Pisang Kolek saja yang terkena dampak banjir, sekitar 257 Kepala Keluarga (KK) juga terkena dampak banjir kiriman ini.

"Akibat banjir kiriman ini, bahkan ada air yang sudah masuk ke pemukiman warga, makanya harus tetap waspada terlebih pemukiman dekan bibir sungai," imbaunya.

Diterangkanya, 257 KK ‎yang terkena dampak banjir tersebut terdiri dari warga RW 8 dengan 3 RT sebanyak 105 KK dan RW 9 dengan 5 RT sebanyak 152 KK.

Baca: Kontrak Pembangunan Pasar Induk Diperpanjang, Ini Kata Wakil Rakyat

Baca: Pengurus KONI Inhu Kumpulkan Dana untuk Peringati HUT ke-80

Ia menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dikarenakan debit air masih tinggi.

Ia juga meminta masyarakat menjaga anak-anak agar tidak mendekati bibir sungai.

"Simpan semua barang berharga di tempat yang aman, seperti ijzah dan surat-surat berharga lainya. Tetap waspada jangan sampai lenga karena ‎banjir kiriman bisa saja datang tiba-tiba," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved