Kampar
800 Meter Jalan Lipatkain-Lubuk Agung di Kampar Kiri Riau Rusak Berat, Anggota DPRD Ungkap Kondisi
800 Meter Jalan Lipatkain-Lubuk Agung di Kampar Kiri Riau Rusak Berat, Anggota DPRD Ungkap Kondisi
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Afrizal
Laporan Wartawan tribunpekanbaru.com Fernando Sihombing
TRIBUNPEKANBARU.COM, BANGKINANG - Komisi I DPRD Kampar bersama instansi terkait dan warga telah meninjau kerusakan Jalan Lipatkain-Lubuk Agung di Kecamatan Kampar Kiri, Selasa (13/11/2018).
Anggota dewan menemukan Jalan Lipatkain-Lubuk Agung yang rusak berat seperti dikeluhkan warga.
Ketua Komisi I, Repol mengamini kerusakan Jalan Lipatkain-Lubuk Agung yang sangat parah dan nyaris tidak dapat dilalui kendaraan.
Ia mengemukakan, kerusakan terparah Jalan Lipatkain-Lubuk Agung ada di tiga titik.
"Sekitar 800 meter dari yang tiga titik itu yang sangat fatal," ungkap Repol, Rabu (14/11/2018).
Jalan tanah itu tertutup lumpur yang cukup tebal.
Baca: VIDEO: Ambulans Pengantar Jenazah Ditarik Alat Berat Lantaran Jalan Rusak Berlumpur di Kampar Kiri
Baca: Ambulance Pengantar Jenazah di Kampar Kiri Hulu Riau Terjebak Seharian Akibat Jalan Rusak
Ini yang menyulitkan kendaraan melintas.
Menurut Ketua Fraksi Golongan Karya ini, kendaraan roda empat bisa melintas dengan keterpaksaan.
Namun bagi pengendara yang tidak berani ambil risiko, terpaksa mengurungkan niat untuk melintas.
"Kalaupun bisa lewat, ya dengan keterpaksaanlah. Seperti dibantu ditarik pakai sling," jelas Repol.
Ia mengakui, kondisi jalan yang sudah sangat memprihatinkan, memang memerlukan penanganan cepat dan maksimal.
Repol menjelaskan, dari hasil perkiraan sementara, perbaikan jalan membutuhkan material pasir dan batu sekitar 1.500 kubik.
Namun masih perlu penghitungan dari instansi teknis untuk memastikan kubikasi material yang dibutuhkan.
"Nanti PUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) menghitung kubikasi materialnya. Berapa alat yang dibutuhkan," ujar Repol.
Kemudian, segala potensi dikumpulkan.
Baca: Jalan Lipatkain-Lubuk Agung Rusak Berat, Dana APBD Minim, DPRD Kampar Minta Partisipasi Perusahaan
Baca: Sering Amblas dan Longsor, Warga Bangkinang Sebut Jalan Lingkar Rusak karena Tambang Pasir
Potensi dimaksud adalah partisipasi dari perusahaan maupun pemilik usaha yang berkepentingan dengan jalan itu.
Repol mengatakan, nanti akan digelar pertemuan lanjutan untuk memfinalisasi waktu pengerjaan.
Hasilnya diumumkan kepada masyarakat agar siap-siap tidak menggunakan jalan selama perbaikan berlangsung.
"Kalau mau panen sawit, panenlah sebelum atau sesudah pengerjaan," ujar Repol.
Sebelumnya, Komisi I telah menanyakan kesiapan pemerintah melakukan perbaikan. Pemerintah Provinsi Riau sebagai pemilik jalan itu mengaku tidak menganggarkan perbaikannya.
Kerusakan jalan jadi perhatian setelah Ambulans pengantar jenazah terjebak di jalan berlumpur.
Disusul warga setempat mengadu ke Komisi I DPRD Kampar, Senin (12/11/2018).
"Kita mau maping. Yang rusak parah itu di titik mana aja. Misalnya ada 3 sampai 4 titik yang fatal," ujar Repol.
Di samping itu, pengecekan juga terhadap kerusakan ringan lain.
Ketua Fraksi Golongan Karya ini mengatakan, hasil pengecekan lapangan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagai instansi terkait diminta mengklasifikasikan tingkat kerusakan.
"Kalau yang fatal, tentu butuh penanganan maksimal. Kalau ringan, mungkin cukup penanganan biasa saja," jelas Repol. Ia mencontohkan, dari informasi warga, kerusakan terparah di Kilometer 15.
Repol mengatakan, perbaikan telah disepakati tidak menggunakan anggaran daerah.
Sebab, Pemerintah Provinsi Riau sebagai pemilik jalan itu tidak menganggarkan perbaikan tahun ini.
Apalagi Pemerintah Kabupaten Kampar.
Baca: 5 Orang Tertimpa Tembok Pembatas Sekolah Ambruk di SDN 141 Pekanbaru, 1 Orang Tewas 5 Motor Remuk
Baca: Tembok Sekolah SDN 141 Roboh dan Telat Korban Jiwa, DPRD: Akibat Lemahnya Pengawasan
Menurut Repol, Komisi I telah meminta kesediaan dari PT. Perawang Sukses Perkasa Industri (PSPI) melakukan perbaikan.
"Sebatas perbaikan aja. Peningkatan jalan dengan base, PSPI nggak bersedia," ungkapnya.
Repol mengatakan, PT. PSPI telah menyatakan siap dengan ketersediaan 5.000 kubik material pasir dan batu (sirtu).
Jalan akan ditimbun sirtu untuk pengerasan.
"Kalau sirtu kurang, kita minta dari partisipasi perusahaan lain dan pemilik kebun. Kita kumpulkan semua," tandas Repol.
Selain material sirtu, pengusaha juga diminta berpartisipasi mengerahkan alat berat maupun truk pengangkut mereka.
Repol mengatakan, perbaikan harus selesai dalam satu hari.
Selama perbaikan, penggunaan jalan tanah itu diminta dihentikan.
Sehingga pengerjaannya selesai dengan cepat. "Makanya perlu partisipasi semua pihak. PUPR juga, kalau punya armada, diturunkan juga," pungkasnya. (*)