7 Fakta Tawon Vespa Affinis yang Sudah Tewaskan 7 Orang, Efek Sengatan hingga Ukuran Sarang
Tawon Vespa termasuk tawon predator. Ada sejumlah fakta yang perlu diketahui agar kita lebih waspada terhadap Tawon Ndas itu
Tawon vespa affinis atau tawon ndas termasuk tawon predator. Cirinya mudah dikenali dan punya diameter sarang 2 meter
TRIBUNPEKANBARU.COM - Kehadiran tawon vespa affinis atau tawon ndas buat resah warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Tawon predator yang tersebar di Asia tropis ini dan bukan jenis baru.
Berbeda dengan tawon madu, tawon Vespa affinis ini sudah menyebabkan kematian pada 7 orang dua tahun terakhir.
Berikut sejumlah fakta seputar tawon vespa affinis atau tawon ndas yang perlu diketahui agar kita lebih waspada.
1. Tawon predator
Pakar toksinologi, Dr dr Tri Maharani MSi SPEM mengungkapkan bahwa tawon ndas atau Vespa affinis bukanlah tawon madu, melainkan tawon predator.
Tawon jenis ini memiliki kemampuan untuk memasukkan racunnya ke tubuh manusia.
Ada dosis kecil, jika satu-dua tawon yang menyengat, serta dosis tinggi jika tawon yang menyengat berjumlah banyak dan bisa menyebabkan hiperalergi.
Baca: Sudah 7 Orang Tewas Disengat Tawon Vespa, Warga Resah, Begini Ciri-ciri Tawon Jenis Ini
Baca: Ratusan Tawon Serang Seorang Kakek, Dua Kali Dibawa ke Rumah Sakit Akhirnya Meninggal
Baca: Serangan Tawon, Bikin Keluarga Tahanan KPK Menangis
2. Ciri Tubuh Mudah Dikenali
Pakar ilmu serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hari Nugroho mengungkapkan bahwa tawon ndas telah tersebar di Asia tropis, dan bukan jenis baru.
Menurut Hari, tawon ndas memiliki ciri tubuh yang mudah dikenali.
Ukuran badan agak besar dan panjang sekitar tiga sentimeter, tubuh berwarna hitam dan belang berwarna kuning atau oranye di bagian perut.
3. Sarang bisa mencapai 2 meter
Tawon merupakan hewan koloni yang kerap berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk membuat sarang.
Namun, sarang tawon ini dinilai mengganggu warga setempat.
Selain di Klaten, sarang tawon ndas juga dilaporkan ada di Kota Solo, Sukoharjo, Boyolali, dan juga Sragen.
Koordinator Pemadam Kebakaran (Damkar) Klaten, Nur Khodik mengatakan bahwa ia telah memusnahkan ratusan sarang tawon ndas.
Pada 2017, ada sebanyak 217 sarang dan 207 sarang pada 2018, serta pada 2019 sebanyak 22 sarang.
Baca: Pertama Kali Ceramah Di Atas Pesawat, Ini Pesan Ustaz Abdul Somad Kepada Penumpang Dan Jamaah Umrah
Baca: Kisah Ustaz Abdul Somad Ketika Mahasiswi Ngajak Bersalaman, Begini Reaksinya
Baca: Dari Madinah, Ustaz Abdul Somad Bersama 3 Ustaz Lain Ikut Mendoakan Kesembuhan Ustaz Arifin Ilham
Tak tanggung-tanggung, sarang tawon ndas diameternya bisa mencapai 2 meter.
Sarang ini biasa ditemukan menggantung di pohon, lemari, dan atap rumah.
Menurut Nur, pihak Damkar biasanya memusnahkan sarang tawon ndas dengan cara dibakar dan menggunakan zat tertentu yang disesuaikan dengan keberadaan sarang tawon.
Petugas Damkar Kabupaten Klaten saat melakukan proses evakuasi sarang tawon Vespa affinis di pohon, Jumat (11/1/2019) malam.(Dokumentasi Damkar Klaten)
4. Peran tawon ndas di ekosistem
Warga Klaten yang diresahkan oleh tawon ndas ini pun sempat bertanya-tanya mengenai keberadaan tawon ndas yang masif di daerah Klaten.
Hari mengatakan bahwa karakteristik Kabupaten Klaten merupakan tempat habitat yang bagus bagi tawon ndas untuk berkembang biak, karena letak permukiman yang dikelilingi lahan pertanian.
Hal inilah yang membuat tawon ndas merasa aman dari cuaca dan pemangsa, seperti elang madu asia.
Baca: Tim Gabungan Kasus Novel Baswedan Dibentuk, Haris Azhar: Aneh, Kok Seolah Bekerja Pas Mau Debat
Baca: Promo Terbaru Paket Internet Telkomsel, 25 GB Hanya Rp 75 Ribu, Begini Cara Mengaktifkannya!
Baca: Detil Spek Samsung Galaxy S10 Versi Murah Terungkap, Tetap Memakai Chipset Andalan Snapdragon 855
Menurut Hari, pembasmian tawon ndas secara total bukanlah langkah yang bijak karena hewan ini memiliki peran ekologi yang penting bagi lingkungan, salah satunya sebagai pengendali hama alami.
Jika populasi tawon ndas ini dihilangkan, ia memprediksi bahwa posisi tawon ndas akan digantikan dengan tawon jenis lain, sehingga tidak menyelesaikan masalah.
Oleh karena itu, Hari menyarankan agar adanya pengupayaan pengendalian terpadu untuk mempertimbangkan keselamatan manusia, seperti memindahkan sarang tawon ndas ke lokasi yang aman.
5. Efek tersengat dan penanganannya Pada dosis kecil atau yang sengatan sekitar 1-2 ekor tawon, racun Vespa affinis menimbulkan alergi dengan gejala-gejala seperti bengkak.
Bila terkena sengat dosis kecil ini, perlu penanganan dengan cara dikompres dengan es atau kalau tersisa sengatannya bisa dicabut.
Kemudian, pasien diberikan analgesik dan obat-obatan antihistamin atau corticosteroid sampai pembengkakan berkurang.
Sementara, bila tawon yang menyengat berjumlah banyak, bisa menimbulkan hiperalergi yang jika tidak ditangani akan berlanjut menjadi anafileksis hingga sistemik atau merusak organ hanya dalam hitungan hari.
6. BIkin Sulit Bernafas
Efek yang paling fatal adalah menyebabkan edema paru akut atau kondisi yang menyebabkan terjadinya penumpukan cairan di paru-paru yang membuat pasien kesulitan bernapas.
Selain itu, efek lain yang paling umum terjadi adalah gagal ginjal akut di mana fungsi ginjal menurun.
Tindakan penanganan untuk pasien yang alami edema paru akut, yakni harus diberikan tatalaksana edema paru, seperti cairan parunya dikeluarkan.
Sementara itu, pasien yang mengalami gagal ginjal harus diberikan tatalaksana gagal ginjal, seperti hemodialisis.
Jika pasien yang tersengat mengalami penanganan gawat darurat yang tepat, maka pasien itu masih bisa diselamatkan dari racun Vespa affinis.
7. Butuh kesadaran ilmu toksonomi
Indonesia terletak di kondisi geografis dan kekayaan hayati yang unik yang membuat keanekaragaman fauna pun berbeda dengan yang ada di luar negeri.
Untuk kasus tawon ndas ini, belum banyak ahli yang tahu dan bisa membuat antivenom di Indonesia.
Oleh karena itu, dr Tri mengharapkan adanya pusat racun atau poison center di Indonesia untuk mewadahi para ahli dan menangani racun-racun hewan di Indonesia.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Tawon Ndas, Serangga Mematikan yang Menyerang Klaten",