Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pekanbaru

Ini Para Anak Muda Peduli Sampah dan Berkontribusi Selesaikan Masalah Sampah di Pekanbaru

Ini para anak muda peduli sampah dan berkontribusi dalam menyeelesaikan masalah sampah di Pekanbaru melalui sebuah komunitas bernama Social Corner

Penulis: Fernando | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Fernando Sikumbang
Ini Para Anak Muda Peduli Sampah dan Berkontribusi Selesaikan Masalah Sampah di Pekanbaru 

Ini Para Anak Muda Peduli Sampah dan Berkontribusi Selesaikan Masalah Sampah di Pekanbaru

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Fernando Sihombing

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ini para anak muda peduli sampah dan berkontribusi dalam menyeelesaikan masalah sampah di Pekanbaru melalui sebuah komunitas bernama Social Corner.

Social Corner di Riau tergolong masih baru.

Namun kegiatan yang dilakukan sudah cukup banyak.

Bahkan sudah menghasilkan program yang mencuri perhatian Pemerintah Kota Pekanbaru.

Baca: Ceramah Buya Hamka Ungkap Pembelian Empat Pesawat Boing 747 pada Tahun 1980

Baca: 400 Kilogram Sabu-sabu Batal Beredar di Riau, Lemkapi Beri Penghargaan Ditres Narkoba Polda Riau

Baca: Pendatang harus Ikuti Aturan Main di Dumai, Ini Maksudnya

Baca: Belum Sebulan, Penerimaan Pajak Daerah Provinsi Riau Mencapai Rp 138,8 Miliar

Komunitas kaula muda ini dinahkodai Robi Armilus.

Seorang alumnus Program Pascasarjana Bidang Sosiologi pada Universitas Riau.

"Anggota yang aktif, sekitar 20 orang. Semua mahasiswa," ungkapnya, Rabu (23/1/2019).

Robi mengatakan, Social Corner telah membentuk Relawan Peduli Sampah.

Ini menjadi salah satu program yang telah mendapat perhatian dari Pemko Pekanbaru.

Relawan Peduli Sampah ini berawal dari keprihatinan Robi dan teman-teman terhadap peliknya persoalan sampah di Pekanbaru.

Dimulai dari survei ke Bank Sampah di Bukit Berlian, kawasan Panam.

"Kami menarik kesimpulan, ternyata kesadaran masyarakat yang kurang adalah faktor penyebabnya," ungkap Robi.

Kemudian, Social Corner berkunjung ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam. Robi dan temannya belajar tentang pengelolaan sampah rumah tangga di Kota Industri tersebut.

Termasuk peran swasta.

Baca: KISAH Cewek Cantik Berdarah Minang Jadi Selebgram, Pernah Didatangi Orang Tak Dikenal Saat Malam

Baca: KISAH Cewek Cantik 21 Tahun Asal Pekanbaru, Terapkan Gaya Hidup Jauhi Narkoba

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Model, Pandai Dandan dan Geluti Modern Dance

Baca: KISAH Cewek Cantik 21 Tahun Asal Pekanbaru Jadi Penyair Radio, Ini Ceritanya

Hasil kunjungan ke Batam itu didiskusikan.

Alhasil disepakati membuat usaha kreatif dengan menukar sampah dengan sembako.

"Sederhananya, sampah dari rumah tangga dibeli dengan sembako," kata Robi.‎

SC berpikir bagaimana sampah rumah tangga bisa dimanfaatkan.

Komunitas ini pun meluncurkan program ekonomi kreatif pengelolaan sampah rumah tangga pada Juni 2018. ‎

Program ini pertama sekali disosialisasikan bersama DLH Pekanbaru di Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan.

Masyarakat diajari memilah sampah rumah tangganya.

Sampah yang terkumpul didaur ulang menjadi benda bernilai ekonomi.

"Program ini bisa mengurangi sampah rumah tangga 40 persen," katanya.

Program yang terbilang berhasil ini diapresiasi Pemko Pekanbaru.

Walikota melalui DLH Pekanbaru mengundang komunitas ini memaparkan programnya di Workshop Pengelolaan Sampah pada Nopember 2018.

"Outputnya, kita membentuk relawan peduli sampah. Terdiri dari kaum milenial yang terbeban dengan lingkungan," jelas Robi. Relawan tersebut menjemput sampah di rumah-rumah warga.

Baca: KISAH Cewek Cantik 19 Tahun Asal Pekanbaru, dari Masa SMA hingga Kuliah di Fakultas Hukum

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru dalam Menghadapi Macet Lalu Lintas, Ini Triknya untuk Tetap Mood

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi FDJ, Tampil di Tempat Hiburan Malam hingga Acara Formal

Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Penari Balet, Berawal dari Coba-coba hingga Raih Prestasi

Pria 26 tahun ini menyebutkan, SC juga bergerak di bidang ekonomi kerakyatan. SC memiliki seorang petani binaan di Sei Sibam Kecamatan Payung Sekaki.

Di samping itu, memilih Kolam Lele dan lahan pertanian di kawasan Kartama sebagai Laboratorium Enterpreneur.

Belum lama ini, SC mencanangkan Kampung Binaan di Kelurahaan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya pada 11 Januari 2019 lalu.

Diresmikan oleh Asisten II Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru.

"Kita bakal mengajar di TPA, Taman Pendidikan Al-quran di sana," kata Robi.

Kegiatan lain SC, tambah Robi, di bidang sosial. Misalnya, penggalangan bantuan bagi korban bencana alam.

Dana Swadaya Anggota

Pembentukan SC ini berawal dari Tesis yang disusun Robi Armilus untuk menyelesaikan tugas akhir program Pascasarjananya di UR.

Tesis tersebut mengangkat tentang perubahan sosial warga Suku Petalangan di Desa Betung Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan.

Robi tidak rela hasil penelitiannya hanya untuk sekedar dibaca saja. Ia mau diimplementasikan.

"Hasil penelitian saya sudah diuji, saya nggak mau hanya untuk dipajang di rak kampus aja," ujarnya.

Ia pun membentuk Nongkrong Bareng Sosiolog pada 16 Nopember 2017.

Baca: PEMBERIAN Nama FLY OVER Pekanbaru dan Jembatan Siak IV oleh Dua Gubernur Riau, Ini Namanya

Baca: FLY OVER Pekanbaru dan Jembatan Siak IV akan Diresmikan, Ini NAMA yang Diberikan Dua Gubernur Riau

Baca: 3 FDJ Cantik Asal Pekanbaru, Jadi Pengusaha hingga Bergelut dengan Dunia Malam

Baca: TERLIBAT Prostitusi Artis, Aldira Chena: Anggap Semua PELAJARAN HIDUP, Good Nite

Hasil penelitiannya dipresentasikan kepada anggota komunitas tersebut.

Ia juga pernah mempresentasikan tugas akhir tersebut di UGM.

"Kita bersama Nongkrong Bareng Sosiolog mengantar hasil tugas akhir ke pihak Desa Betung," kata Robi.

Komunitas ini rutin berdiskusi membahas isu-isu hangat tentang masalah di pemerintahan dan kemasyarakatan dengan tujuan dapat merekomendasikan solusi penyelesaiannya kepada pemerintah.

"Kita diskusi sampai empat bulan dari cafe ke cafe,"‎ ujar pria kelahiran Ukui ini.

Suatu ketika, Robi dan teman-teman berpikir cakupan Nongkrong Bareng Sosiolog ini terlalu sempit dan berharap anak muda yang terlibat bisa lebih banyak.

"Biar bisa masuk semua, kita gantilah namanya menjadi Social Corner," kata Robi.

SC terbentuk pada 13 Maret 2018. Diskusi rutin dilakukan.

Alhasil, program yang pertama dilaksanakan yakni ekspedisi alam ke Desa Buluh Cina Kecamatan Siak Hulu, Kampar.

"Hasilnya, kita merekomendasikan tentang pengelolaan hutan adat dan pengembangannya menjadi objek wisata Buluh Cina," ujar Robi.

Rekomendasi disampaikan kepada Pemerintah Desa.

Menurut Robi, SC digerakkan dengan dana swadaya dari para anggota.

Kini SC yang telah beranggotakan aktif sekitar 20 orang sudah mempunyai Sekretariat berlokasi di Jalan Sentosa Nomor 6, kawasan Jalan SM. Amin (Arengka II).

Robi mengatakan, SC yang bermoto "Ada untuk Berguna" memiliki tiga bidang gerak yakni, lingkungan, ekonomi kerakyatan dan sosial. SC dibentuk untuk beberapa tujuan.

Di antaranya, mewujudkan masyarakat yang sadar lingkungan, memancing sensitifitas mahasiswa dan menciptakan mahasiswa berjiwa enterpreneur.

Baca: 2 Ranperda Ini Dikebut Jelang Berakhir Masa Jabatan Anggota DPRD Pekanbaru

Baca: Polisi Dalami Kasus Postingan Facebook yang Tuding Bupati Inhil HM Wardan Punya Simpanan

Baca: Jadwal Sholat Hari Ini Untuk Kota Pekanbaru dan Sekitarnya, Sabtu 26 Januari 2019

Baca: KPU dan Tim Pasangan Capres Sepakat Tommy Tjokro Pandu Debat Kedua Pilpres 2019

"Tentunya enterpreneur yang tanpa mengkesampingkan aspek sosial," pungkas Robi.

Intan Belajar Ikhlas Membantu

Intan Mulyana belajar banyak hal bersama Social Corner.

Ia bersyukur dapat memanfaatkan masa mudanya untuk kegiatan positif.

Apalagi memberi dampak positif bagi orang lain.

Mahasiswi Semester IX Jurusan Ilmu Sosiologi Universitas Riau ini mengaku bisa belajar ikhlas dalam membantu sesama.

Ia bisa berkorban dan mengabdi bagi kehidupan masyarakat.

"Social Corner tempat Intan belajar ikhlas membantu sesama," ujar Intan selaku Kepala Bidang Lingkungan di Social Corner.

Aksi Social Corner yang berpartisipasi mengatasi persoalan sampah menjadi salah satu tugas di bidangnya.

Intan mengaku prihatin dengan persoalan sampah di Pekanbaru.

Apalagi melihat orang membuang sampah sembarangan.

"Misalnya ada yang buang sampah dari mobil, sedih lihatnya," tutur wanita 22 tahun ini.

Dara asal Pekanbaru ini baru sadar setelah mengunjungi Bank Sampah suatu ketika.

Ia akhirnya tahu jika persoalan sampah salah satunya disebabkan minimnya kesadaran masyarakat dengan lingkungan.

Baca: Ayola First Point Hotel Kantongi Sertifikat Hotel Bintang 3

Baca: Libatkan TNI dan Polri, RS Syafira Rangkul PMI Pekanbaru Gelar Donar Darah

Padahal, kata Intan, sampah dapat menyebabkan bencana banjir karena saluran air tersumbat.

Jika dampak dari sampah diperhatikan, dampak buruk terhadap lingkungan dapat dihindari.

"Sampah bisa menghancurkan kita. Seperti banjir," kata Intan. Ia berharap masyarakat sadar akan lingkungan dan cermat mengelola sampah rumah tangga. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved