Pekanbaru
Pasca Dideportasi, WNA Asal Mesir Diusulkan Masuk Daftar Tangkal
Pasca dideportasi, warga negara asal Mesir bernama Tarek Ashour Mostafa Abdelaty ternyata juga akan diusulkan masuk daftar tangkal.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru: Rizky Armanda
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pasca dideportasi, warga negara asal Mesir bernama Tarek Ashour Mostafa Abdelaty ternyata juga akan diusulkan masuk daftar tangkal.
Hal ini disampaikan Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru Junior Sigalingging kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (15/2/2019).
"Terhadap yang bersangkutan, kita usulkan masuk ke daftar tangkal. Artinya selama 6 bulan, dia tidak boleh masuk ke Indonesia. Nanti juga bisa diperpanjang," sebutnya.
Baca: WNA Asal Mesir yang Sempat Jadi Pengemis di Riau Dideportasi, Rudenim: Cuma Tinggal Baju di Badan
Sementara itu kata Junior, usai mendeportasi Tarek, sudah tidak ada lagi penghuni di Rudenim Pekanbaru yang akan menyusul dideportasi.
"Kebetulan sudah tidak ada lagi penghuninya di Rudenim. Sifat kita hanya menunggu, apabila ada pelimpahan dari kantor-kantor Imigrasi di wilayah kerja kita di tiga provinsi, Jambi Riau dan Sumbar. Jadi sementara tidak ada," jelasnya.
Saat ini diterangkan Junior, pihaknya hanya melakukan pengawasan terhadap para pengungsi yang ada di tempat penampungan dibawah naungan Rudenim Pekanbaru.
Ada sekitar 1146 orang pengungsi yang diawasi.
"Dalam minggu ini akan ada pemindahan dari satu akomodasi ke tempat akomodsi yang baru. Karena yang lama di shelter sudah tidak layak, dari segi kenyamanan," tuturnya.
Dia mengungkapkan, sudah ada persejtuan Walikota Pekanbaru terkait tempat penampungan yang baru, namanya Orchid.
"Mungkin dalam minggu ini akan kita geser (pengungsi) ke sana, biar lebih nyaman mereka, pengawasan juga akan lebih mudah kita lakukan," bebernya.
Baca: VIDEO: Jadwal Lengkap Piala FA, Big Match Chelsea vs Manchester United di Hari Selasa (19/2/2019)
Dia menjabarkan, Orchid yang terletak di depan Universitas Muhammadiyah.
Di sana, ada 64 kamar. Jadi nanti keberadaan para pengungsi ini akan diurai agar jangan menumpuk di satu tempat penampungan.
Pemerintah Indonesia, melalui Rumah Detensi Imigrasi Pekanbaru (Rudenim) Pekanbaru mendeportasi seorang warga negara asing (WNA) asal Mesir.
WNA tersebut bernama Tarek Ashour Mostafa Abdelaty.
Hal ini dibenarkan Kepala Rudenim Pekanbaru, Junior Sigalingging saat dikonfirmasi Tribun, Jumat (15/2/2019).
"Iya, tadi pagi dideportasi," katanya kepada Tribun.
Dia menjelaskan, Tarek sudah selama 2 bulan berada di Rudenim, sekitar bulan Desember 2018 lalu.
Tarek merupakan WNA hasil penyerahan dari Kantor Imigrasi Dumai.
Lebih jauh Junior membeberkan, Tarek ini dulu datang ke Indonesia, masuk dari Dumai.
Dia datang sebagai turis, memanfaatkan kebijakan bebas Visa di Indonesia. Dipaspornya, Tarek tercatat lahir di Giza tanggal 15 Agustus 1970.
"Di sini (Riau) dia hidup luntang-lantung, tidak jelas dan kehabisan uang. Dia waktu itu kembali ke Malaysia, karena sempat tinggal di Malaysia, tapi ditolak. Jadi dikembalikan ke kita, ke Dumai," terang Junior.
Lebih jauh katanya, lantaran yang bersangkutan sudah tak punya apa-apa lagi, dia pun kesulitan untuk memenuhi kebutuhan tinggal di Indonesia.
"Tas tidak punya, baju hanya tinggal dibadan, jadi Imigrasi Dumai menyerahkan ke kita untuk selanjutnya kita deportasi. Tentunya, kita koordinasi dengan Kedutaan Mesir, untuk difasilitasi, bagaimana dia agar bisa pulang," papar Kepala Rudenim lagi.
Lanjut dia, baru Jumat ini, pihaknya bisa melakukan deportasi.
Baca: Mantan Sprinter Asia Itu Kini Telah Berpulang. . .
Karena memang harus dilengkapi administrasinya.
Akhirnya Tarek pun diberangkatkan Jumat pagi dengan maskapai Garuda Indonesia ke Jakarta, melalui Bandara SSK II Pekanbaru.
"Namun besok pagi jam 11.00 WIB, baru dia berangkat dari Jakarta menuju Kairo, dengan pesawat Saudi melalui Jeddah," ulas Junior.
"Malam ini dia ditempatkan dulu di ruang detensi Imigrasi di kantor Imigrasi Soekarno Hatta, ditempatkan dalam ruangan bentuk kamar. Semalam ini, dia tidur di sana dulu baru besoknya berangkat melanjutkan penerbangan ke Jeddah, terus ke Kairo," imbuhnya.
Junior menambahkan, pihaknya juga menerima informasi, Tarek ini sempat mengemis karena kehabisan uang.
"Kita dapat informasi dia ini sampai mengemis, artinya kehabisan uang lah. Makanya kita lakukan tindakan deportasi," tandasnya.
Saat diberangkatkan, tampak Tarek mengenakan baju koko warna biru dongker dan sebuah peci. Pakaian ini diberikan oleh pihak Rudenim, agar Tarek lebih terlihat rapi saat dideportasi. (*)
Saksikan juga berita video menarik dengan subscribe ke channel YouTube Tribunpekanbaru.com:
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/wna_asal_mesir_yang_sempat_jadi_pengemis_di_riau_dideportasi_rudenim_cuma_tinggal_baju_di_badan.jpg)