KISAH Tatang Koswara: Sniper Terbaik TNI yang Pegang Prinsip 'Sisakan Satu Peluru untuk Bunuh Diri'
Sniper andalan TNI, Tatang Koswara, sempat menembak kepala komandan musuh meski kemudian dia harus menanggung akibatnya
Kedua, menjadi intelijen. Intinya masuk ke jantung pertahanan, melihat kondisi medan, dan melaporkannya ke atasan yang menyusun strategi perang.
Bahkan, ada kalanya sniper ditugaskan untuk mengacaukan pertahanan lawan untuk mengurangi jatuhnya korban.
"Lawan kita itu Pasukan Fretilin yang tahu persis medan di Timtim. Mereka pun punya kemampuan gerilya yang hebat, makanya Indonesia menurunkan sniper untuk mengurangi jumlah korban," ujar Tatang.
Momen Terakhir Tatang Koeswara
Tatang Koswara meninggal karena serangan jantung, Selasa (3/3/2014), sekitar pukul 20.00 WIB.
Istri almarhum, Tati Hayati, mengatakan, suaminya memiliki riwayat penyakit jantung.
Almarhum pernah dioperasi pemasangan ring di jantungnya.
"Menurut dokter, bapak meninggal terkena serangan jantung," ujar Tati di rumah duka, di daerah Komplek TNI AL, Cibaduyut, Bandung, Rabu (4/3/2015).
Tati mengatakan, kegiatan suaminya sebulan terakhir lebih padat dari biasanya.
Tamu silih berganti datang, di antaranya wawancara dengan berbagai media massa.
"Bapak kecapean sekaligus begitu bahagia kayaknya, jadi penyakit jantungnya kambuh," ucap Tati.
Dari cerita Tati, Tatang bertolak dari Bandung menuju Jakarta pada Selasa (3/3/2014) pagi.
Sesampainya di Jakarta, Tatang mengunjungi Mabes TNI AD dilanjutkan wawancara. Seusai itu, almarhum ke hotel untuk istirahat dan persiapan live di Hitam Putih.
"Jam 17.00, bapak masih mencari makan sendiri. Setelah itu kami pergi ke Trans 7 untuk acara Hitam Putih," imbuhnya.
Saat diwawancara Dedi Corbuzier, Tatang sudah menunjukkan perbedaan.
Nafas almarhum terlihat tersenggal dan kata-katanya kadang terbata. Namun, keluarga tidak menaruh curiga.
Almarhum meninggalkan istri dan empat orang anak. Rencananya, Tatang akan dimakamkan secara militer di TPU terdekat.
Dalam wasiatnya Tatang menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Padalarang.
"Bapak dapat jatah di Taman Makan Pahlawan Padalarang. Tapi kasihan kejauhan, jadinya dimakamkan di TPU terdekat saja," tutupnya. (*)
*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah "Sniper" Terbaik Dunia Selamat dari Maut karena Merah Putih (2)"
