Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pengejaran KKB di Papua: Anggota Brimob Bharada Udin Terseret Arus, TNI Kirim 600 Personel Tambahan

Seorang anggota Brimob Bharada Udin Saparudin dilaporkan terseret arus saat melintas di kali atau sungai kecil di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Papua

Facebook Komunitas Cinta Polri
Polisi hancurkan satu di antara markas kelompok kriminal bersenjata (KKB) di pedalaman Papua 

Pengejaran KKB di Papua: Anggota Brimob Bharada Udin Terseret Arus, TNI Kirim 600 Personel Tambahan

TRIBUNPEKANABARU.COM - Seorang anggota Brimob Bharada Udin Saparudin dilaporkan terseret arus saat melintas di kali atau sungai kecil di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Papua.

Menurut informasi yang dihimpun di Bidang Humas Polda Papua kejadian itu terjadi pada pukul 12.43 WIT, ketika itu 16 anggota Brimob Polda Papua yang dipimpin oleh Ipda Bondan Rahardiansyah melakukan patroli guna melakukan pengejaran terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Ketika berada di lokasi kejadian Bharada udin Saprudin bersama tiga orang rekannya hendak menyeberang sungai menggunakan tali berhubung tidak ada akses jembatan untuk ke sebarang.

Setibanya di tengah sungai, Bharada Udin Saprudin terseret karena arus sungai ketika itu cukup deras sementara dua orang rekannya selamat.

Hingga kini, Udin belum ditemukan.

Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin membenarkan bahwa anggota Brimob itu mengalami musibah saat melintas di kali yang ada di Distrik Yall.

"Kami sudah membentuk tim untuk melakukan pencarian," kata Irjen Pol Sormin di Jayapura, Senin (4/3/2019).

Pencarian masih terus dilakukan oleh pasukan yang ada di Nduga dibantu personel dari Wamena.

Baca: KKB Papua Kembali Lakukan Serangan, Tukang Ojek Ditembak Mati Karena Dianggap Mata-mata Indonesia

Baca: Mengenal Skuadron Unta Terbang Milik Israel: Unit Tertua tapi Sangat Diandalkan

"Belum diketahui pasti kondisinya karena masih dilakukan pencarian," kata Sormin.

Sebelumnya, Irjen Pol Sormin menegaskan tidak ada operasi militer yang dilakukan di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.

''Saat ini yang digelar di Nduga adalah operasi penegakan hukum dengan sandi Operasi Nemangkawi,'' ujar Sormin kepada Antara di Jayapura, Jumat.

Ia mengatakan operasi penegakan hukum itu dilakukan untuk menangkap para pelaku penembakan yang merupakan anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Baca: BPN Klaim Soliditas Koalisi di Riau Pajang Foto Prabowo di APK Tanpa Disuruh

Baca: TERUNGKAP Inisial Wanita Cantik Bersama Andi Arief Saat Ditangkap Polisi di Hotel Soal Kasus Narkoba

Baca: Neymar: Demi Tuhan, Saya Tak Mengatakan Saya Akan Bermain di Real Madrid

Operasi Nemangkawi itu digelar setelah aksi penembakan dan pembunuhan yang dilakukan KKB terhadap warga sipil di Kabupaten Nduga.

Oleh karena itu masyarakat diminta tidak perlu mengungsi atau ketakutan serta percaya informasi yang tidak benar atau hoaks.

''Penegakan hukum akan terus dilakukan karena aksi yang dilakukan KKB di kawasan itu bukan saja menyerang warga sipil, tetapi anggota serta menyebabkan terhambatnya pembangunan di kawasan itu,'' Kata Irjen Pol Sormin.

Ketika ditanya tentang masyarakat yang mengungsi, Ia mengatakan hingga kini belum bisa dipastikan karena angota TNI-Polri tidak diizinkan bertemu dengan mereka yang disebut pengungsi.

''Sampai saat ini anggota TNI-Polri tidak diizinkan bertemu dengan katanya masyarakat pengungsi,'' ujarnya.

KKB pimpinan Egianus Kogoya selama 2018 melakukan sejumlah aksi penembakan dan pembunuhan terhadap warga sipil di berbagai wilayah di Kabupaten Nduga, termasuk karyawan PT Istaka Karya. 

Sebanyak 600 anggota TNI Angkatan Darat kesatuan Yonif Para Raider 431/SSP/Kostrad dan Yonzipur 8/SMG diberangkatkan dari Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, menuju Papua, Minggu (3/3/2019).

Sebanyak 600 prajurit TNI AD yang tergabung dalam satgas operasi pengamanan pembangunan infrastruktur jembatan trans Papua, akan diberangkatkan menggunakan KRI dr Soeharso-990.

Dari 600 orang, 450 personel Yonif Raider 431 Kostrad dan sisanya dari Yonzipur.

Baca: Digosipkan Dekat dengan Gisella Anastasia,Pebasket Wijaya Saputra: Cuma Jalan-jalan Sama Makan Doang

Baca: HASIL Piala Presiden Arema FC Vs Barito Putera: Babak Pertama Skor Sama Kuat, Saksikan Disini!

Baca: Daftar Drama Korea Terbaru yang Tayang Bulan Maret 2019, Banyak Pilihan Genre

Sebelumnya, Kodam XVII Cendrawasih menyebutkan, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kini menggunakan media sosial (medsos) untuk menebar teror dengan isu hoaks.

Hal itu terlihat dari postingan Sabby Sambon yang menyatakan dirinya sebagai juru bicara KKB.

Konon kabarnya yang bersangkutan saat ini berkedudukan di Vanuatu dan kembali menyebarkan isu hoaks yang viral di media sosial bahwa telah terjadi kontak tembak di Nduga antara aparat keamanan TNI/Polri dengan gerombolan KKSB dan menimbulkan jatuh korban di pihak aparat keamanan.

Melalui medsos, Sabby menyatakan bahwa KKB telah melancarkan serangan malam pada hari Selasa, 26 Februari 2019 pukul 23.11 WIT.

Dalam hal ini telah terjadi kontak senjata di Distrik Yal Kabupaten Nduga, Papua antara KKB dengan militer dan polisi Indonesia.

Menurutnya, kontak senjata antara KKB dengan militer Indonesia berlanjut hingga pagi, 27 Februari 2019.

Masih menurut Sabby dalam media sosial bahwa insiden itu telah dilaporkan langsung oleh Komandan Operasi TPNPB KODAP III Ndugama Pemne Kogeya dari Wilayah Konflik Perang di Ndugama, dan Komandan Operasi TPNPB KODAP III Ndugama Pemne Kogeya ke Markas Pusat KOMNAS TPNPB bahwa sampai hari Rabu, tanggal 27 Februari 2019 kontak senjata sedang berlangsung.

Lalu pagi ini, pukul 7.30 WIT satu unit helikopter berwarna putih sedang masuk ke Distrik Yal untuk evakuasi korban penembakan anggota militer dan polisi Indonesia.

Selain itu, dalam media sosial yang disebarkan oleh Sabby bahwa KKB juga mengeluarkan ultimatum antara lain bahwa, “Komandan POS dan Anggota menurunkan bendera merah putih dalam waktu dekat, dan warga sipil non Papua cepat meninggalkan wilayah Nduga, sebelum kami melakukan serangan selanjutnya".

Postingan ini juga diunggah di akun facebook Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TNPPB).

Menanggapi kabar tersebut, pihak TNI dan Polri telah melaksanakan pengecekan langsung di lapangan dan menyatakan bahwa info tentang kontak tembak tersebut adalah hoaks dan tidak mendasar.

“Fakta yang sebenarnya adalah bahwa sekitar pukul 14.40 Wit tanggal 26/2/2019 bertempat di Kampung Yal Distrik Yal Kabupaten Nduga, Papua, gerombolan separatis pimpinan Egianus Kogoya telah melakukan pembakaran 1 unit eksavator milik PT Istaka Karya yang sudah tidak beroperasi lagi (rusak) yang dilakukan oleh kelompok KKB," ungkap Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, dalam rilis yang dikirim ke Kompas.com, Kamis (28/2/2019).

“Sebelum melakukan pembakaran eksavator milik PT Istaka Karya, kelompok KSB tersebut melepaskan tembakan sebanyak 2 kali. Dalam aksi tersebut sama sekali tidak terjadi kontak tembak apalagi sampai jatuh korban,”lanjut Aidi.

Menurut Aidi, isu ini sengaja digulirkan oleh gerombolan separatis Nduga untuk menciptakan teror kepada masyarakat.

Karena hasil identifikasi aparat keamanan bahwa gerombolan separatis pimpinan Egianus Kogoya di Nduga sudah terjepit dan kekurangan bantuan makanan.

Sebab, hampir seluruh kampung sudah dikuasai oleh aparat keamanan.

Pihak KKB selalu menggunakan rakyat sebagai tameng dengan cara mengintimidasi rakyat dan memaksa untuk mengungsi.

“KKB selalu berupaya membentuk opini dengan memutarbalikkan fakta seolah-olah TNI/Polri yang melakukan kejahatan kemanusiaan dengan isu ribuan rakyat mengungsi dan kelaparan di hutan. Padahal kehidupan sosial dan roda perekonomian di Kabupaten Nduga berjalan dengan normal," ujar Aidi.

Menurut Aidi, masyarakat yang kembali ke kampung pasca-pembantaian terhadap puluhan karyawan PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018 lalu telah mendapatkan perlindungan dan bantuan bantuan makanan.

Mereka juga menerima layanan kesehatan dari aparat keamanan maupun pemda setempat.

Menanggapi ultimatum oleh KKSB di Nduga, Aidi menyatakan bahwa Kabupaten Nduga adalah bagian dari wilayah kedaulatan NKRI sebagaimana daerah lain di seluruh nusantara.

Ia menegaskan, NKRI tidak akan mundur apalagi tunduk hanya karena adanya ultimatum dari kelompok gerombolan separatis.

Pihak TNI/Polri akan memberikan perlindungan keamanan kepada seluruh warga negara Indonesia, termasuk di Nduga.

“Di sisi lain, gerombolan separatis selalu memutarbalikkan fakta bahwa TNI melaksanakan pelanggaran HAM. Namun faktanya gerombolan separatis itulah pelaku pelanggaran HAM berat yang selalu melancarkan teror kepada penduduk sipil. Mereka melakukan serangan kepada siapa saja tampa membedakan yang mana kombatan atau non-kombatan. Karena mereka adalah kelompok liar yang tidak berpendidikan dan tidak mengerti hukum,” katanya.

Aidi mengimbau kepada seluruh warga sipil, terutama di Nduga, agar jangan terlalu takut terhadap ancaman dari gerombolan separatis tersebut.

Sebab, tujuan mereka adalah menciptakan keresahan dan rasa takut kepada masyarakat.

Namun seluruh warga harus tetap waspada dalam melaksanakan akti"vitas dan selalu berkoordinasi dengan aparat keamanan.

Warga masyarakat harus aktif untuk menjaga keamanan lingkungan secara swadaya dan memberikan informasi kepada aparat keamanan tentang kedudukan dan aktivitas gerombolan separatis,” imbaunya.

Ia menambahkan, pemerintah Indonesia akan tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur di Nduga untuk menjamin kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tak terkecuali di daerah pedalaman Papua termasuk di Nduga.

TNI akan menambah pasukan untuk mengamankan proses pembangunan tersebut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anggota Brimob Tim Pemburu KKB Terseret Arus di Nduga Papua" dan antaranews

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Buru KKB Papua, Anggota Brimob Bharada Udin Terseret Arus dan TNI Kirim 600 Personel Tambahan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved