UPDATE! Hasil Otopsi Keluar, Guru Honorer Diduga Sempat Melawan Sebelum Kepalanya Ditebas Sajam
Kasus pembunuhan Budi Hartanto, seorang guru honorer yang mayatnya ditemukan tanpa kepala di dalam koper di Blitar hingga kini masih ditangani polisi
Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menduga bahwa pelaku yang membunuh Budi Hartanto lebih dari satu orang.
Hal itu disampaikan langsung Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi.
Ia menduga bahwa pembunuhan terhadap guru honorer itu dilakukan secara berkelompok.
"Ada indikasi juga pelaku pembunuhan dilakukan secara berkelompok," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Kamis (4/4/2019).
Menurut Barung, dugaan tersebut diperkuat karena lokasi ditemukannya koper berisikan mayat pria guru honorer itu berada di pinggir sungai.
Barung menilai bahwa medan lokasi cukup sulit dan mustahil dilakukan pelaku seorang diri.
"Karena tidak mungkin yang bersangkutan membuang mayat itu seorang diri," lanjutnya.
Baca: BREAKING NEWS: Bangunan Kafe Rubuh, Rata dengan Tanah di Jalan Ringrod Medan
Baca: Todong Senpi dan Bacok Kepala Korban, Anak Petani Sawit Dirampok, Rp 200 Juta Lesap
Baca: Kecelakaan Maut di Dumai, Pengendara Motor Sempat Terseret 8 Meter
Yang terbaru, polisi menduga bahwa pelaku pembunuhan mayat dalam koper berjumlah dua orang.
Dua orang tersebut di ouar dari 16 saksi yang telah diperiksa oleh pihak kepolisian.
"2 orang itu di luar 16 orang saksi tadi. Kami sedang mengejar 2 orang sekarang," ujar Frans Barung seperti dikutip TribunJakarta dari TribunJatim.
Menurutnya, kedua pelaku tersebut merupakan orang dekat korban.
"Pelaku diperkirakan adalah orang dekat dan sangat mengenal korban,' jelasnya.
Dijelaskannya bahwa kedekatangan antara pelaku dengan korban berdasarkan kesamaan lingkungan sosial yang dilakukan keduanya dalam sebuah komunitas.
"Karena berhubungan juga dengan lingkungan atau komunitas yang sedang digeluti korban," tuturnya.
Terkait motif, polisi sebelumnya telah menyampaikan beberapa dugaan, di antaranya, ekonomo, perampokan, dan asmara.Namun seiring berjalan waktu, dugaan polisi kini mengerucut.
