Kisah Penjual Sate Padang Kuliahkan Anak Hingga Universitas, yang Pertama ke Unri dan Bungsu ke UGM

Dengan kondisi hidup serba pas-pasan, kedua suami istri ini bertekad menyekolahkan kedua anaknya ke perguruan tinggi.

Editor: Ariestia
Dok. UGM
Roza Febria Diniah Putri peraih beasiswa Bidikmisi jalur SNMPTN 2019 di Kedokteran Hewan UGM bersama kedua orangtua, Suryadi dan Desmaiti. 

Kisah Penjual Sate Padang Kuliahkan Anak Hingga Universitas, yang Pertama ke Unri dan Bungsu ke UGM

TRIBUNPEKANBARU.COM – Orangtua selalu menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya, termasuk soal pendidikan.

Banyak orangtua yang berjuang keras agar anaknya bisa terus sekolah. 

Seperti kisah keluarga Suryadi, dari Bukittinggi, Sumatera Barat.

Diketahui Suryadi (50) adalah seorang penjual sate padang di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Didampingi sang Istri Desmaiti (44), Suryadi karena merasa tidak memilliki pendidikan tinggi dengan kondisi hidup serba pas-pasan, kedua suami istri ini bertekad menyekolahkan kedua anaknya ke perguruan tinggi.

Harapan Suryadi dan Desmaiti kedua anaknya bisa memiliki masa depan lebih baik.

“Siapa tahu ada peningkatan, biar kita saja yang hidup susah,” harapnya.

Baca: Viral Kisah Bocah Memulung Sendirian Saat Ibu Tengah Terbaring Sakit Kanker Rahim

Desmaiti nampak terharu menceritakan kisah perjuangan hidup bersama suami mewujudkan harapan untuk dapat menyekolahkan kedua anaknya.

Andalkan jualan sate

Desmaiti mengaku hanya bisa menabung dengan menyisihkan penghasilan suaminya dari berjualan sate padang.

“Sehari itu paling dapat penghasilan bersih 40 ribu sampai 50 ribu rupiah,” kata wanita asal Pariaman ini seperti dikutip dari laman resmi UGM.

Saksikan juga berita video menarik Tribun Pekanbaru dengan subscribe ke channel YouTube Tribunpekanbaru.com:

Selama bulan puasa ini, Suryadi berjualan dari jam lima sore hingga jam 11 malam.

Pekerjaan sebagai penjual sate ini sudah dilakoninya sejak menikah tahun 1994 silam.

Suryadi mengaku tidak tamat sekolah dasar sehingga pekerjaan sebagai penjual sate menjadi satu-satunya pekerjaan bisa didapatkan.

Sedangkan istrinya hanya tamatan SMP yang sehari-hari membantunya menyiapkan rempah-rempah untuk meracik bumbu sate.

Baca: Kisah Perawat ICU Selama Ramadhan, Berlari-lari Buka Puasa Hingga Hadapi Pasien Sakaratul Maut

Pekerjaan menjadi penjual sate padang keliling inilah yang menjadi tumpuan Suryadi hingga dapat mengantar kedua anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Anak pertama, Rozi Agus Saputra berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Riau dan kini sudah hampir selesai.

Tahun ini, anak bungsunya, Roza Febria Diniah Putri, diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan UGM.

Jatuh sakit

Namun, Desmaiti bercerita sejak dua tahun terakhir suaminya sering sakit-sakitan akibat penyakit prostat yang diderita sehingga lebih sering tidak berjualan.

Selama enam bulan terakhir Rozi menggantikan pekerjaan sang ayah sehingga kuliahnya pun jadi terbengkalai.

Meski penghasilan dari berjualan sate tidak seberapa, Desmaiti bersyukur bisa berhemat dan menyisihkan hasil jualan.

Sejak tiga tahun terakhir suaminya tidak lagi berjualan sate menggunakan daging sapi, namun menggunakan daging ayam.

“Saya jual sate harga sepuluh ribu rupiah, lebih murah dari yang lain,”kata Suryadi. 

Dengan harga satu porsi sate yang cukup murah, Suryadi pun bisa mempertahankan pelanggan setianya.

“Saya tidak ambil untung banyak,” kata Suryadi yang membuka warung kecil berdinding gedek bambu untuk ruang tempat berjualan. 

Diterima kedokteran hewan

Mengetahui putri bungsunya Roza diterima kuliah gratis di UGM dengan beasiswa Bidikmisi, Desmaiti dan Suryadi mengaku senang dan sangat bersyukur.

Desmaiti berharap Roza bisa menyelesaikan pendidikan dokter hewannya tepat waktu.

Baca: Kisah Muhammad Fayyaz, Penjual Popcorn yang Sukses Bikin Pesawat, Sayapnya dari Karung Goni

Menurut sang ibu, sejak kecil Roza memang selalu berprestasi di kelas.

Saat Roza menyatakan akan memilih kuliah di UGM, si ibu mengiyakan meski dengan perasaan hati berat melepas anak perempuan bungsunya tersebut.

“Susah juga mau melepas anak ini, tapi kalau kayak gini terus kapan majunya, saya bilang ilmu harus dicari sampai jauh, siapa tahu nasib berubah,” ujarnya.

Roza mengaku memilih jurusan kedokteran hewan. Sejak lama ia ingin kuliah di UGM yang diidamkannya sejak masih SMP.

“Sejak semester dua di kelas sepuluh kemarin sudah mikir mau ke FKH UGM,” kata Roza yang sejak kecil suka memelihara kucing di rumahnya.

Sejak semester dua kelas X di SMAN 1 Bukit Tinggi, Roza membulatkan tekad agar sebelum lulus mendaftar kuliah lewat jalur SNMPTN jalur bidikmisi agar tidak memberatkan beban ekonomi keluarga.

Melalui jalur SNMPTN Bidikmis, kini Roza mulai menapaki impian dan harapannya dan kedua orangtua.

Semoga ini menjadi titik balik untuk membawa kehidupan yang lebih baik bagi keluarga. (Yohanes Enggar Harususilo).

Kisah Penjual Sate Padang Kuliahkan Anak Hingga Universitas, yang Pertama ke Unri dan Bungsu ke UGM

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved