Penelitian Ini Sebut Dunia Menghadapi Epidemi Kesepian: Bahaya bagi yang Menjomblo!

Dunia sedang menghadapi epidemi kesepian. Tahun 2010, sekitar 40% orang Amerika Serikat mengaku sering merasa kesepian.

istimewa
Jomblowati 

Penelitian Ini Sebut Dunia Menghadapi Epidemi Kesepian: Bahaya bagi yang Menjomblo!

TRIBUNPEKANBARU.COM -  Kesepian bukan hanya memengaruhi mental, tapi juga fisik.

Para ahli bahkan menganggap kesepian sebagai faktor terjadinya kematian dini.

Dunia sedang menghadapi epidemi kesepian. Tahun 2010, sekitar 40% orang Amerika Serikat mengaku sering merasa kesepian.

Jumlah tersebut naik 20% dari tahun 1980-an. Di Australia, menurut penelitian satu dari tiga orang merasa kesepian.

Sementara di Jepang, saat ini "Kodokushi" alias mati dalam kesendirian menjadi masalah di Negeri Sakura tersebut.

Perasaan kesepian bisa timbul bukan karena kita sendirian. Ada banyak orang yang tak bisa mengusir kesepiannya walau berada di tengah banyak orang.

Pada dasarnya kita tidak mudah merasa kesepian jika memiliki hubungan yang berarti dengan orang lain.

Baca: Video Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara FC Jam 15.30 Sore Ini, Live Indosiar!

Baca: Jadwal Pemadaman Listrik di Rayon Rengat Kota dan Air Molek Riau Minggu tanggal 30 Juni 2019

Baca: Sebelum Bebas, Ini yang Dilakukan Vanessa Angel di Balik Jeruji Besi

Kesepian dan perasaan terisolasi bukanlah hal sepele.

Ada konsekuensi dan efek samping yang jika dibiarkan berlarut, tentu akan menyebabkan hal fatal. Itu sebabnya para ahli kesehatan menganggap kesepian sebagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat.

"Ada bukti kuat bahwa isolasi sosial dan kesepian meningkatkan risiko kematian dini secara signifikan, dan besarnya risiko melebihi banyak indikator kesehatan lainnya," kata psikolog Julianne Holt-Lunstad dari Brigham Young University.

Untuk menghilangkan perasaan kesepian, kita sendiri perlu aktif mendapatkannya dengan cara-cara berikut;

Baca: Kenalan di Facebook, Pria Ini Nekat Terbang 5000 Km:Minta Restu dan Nikahi Gadis Jepang Pujaannya

Baca: KRONOLOGI Tewasnya Anggota TNI Kopda Lucky Prasetyo: Dianiaya Pria Bertubuh Kekar

1. Berbicara dengan orang asing

Banyak dari kita merasa ngeri membayangkan mengobrol dengan orang asing yang tak dikenal. Padahal, terkadang berbicara dengan orang asing memiliki banyak manfaat yang tidak kita sadari.

Menurut penelitian, berbicara dengan orang yang tidak kenal, misalnya dalam perjalanan, memang bisa mendatangkan perasaan negatif.

Tetapi, orang-orang yang disurvei mengaku mereka merasa lebih baik dan ada perasaan lebih ringan.

Jangan terlalu menaruh curiga pada penumpang lain di kereta komuter atau di bis, jadi tak perlu ragu untuk merespons pembicaraannya.

Baca: LINK LIVE STREAMING Liga 1 Persib Bandung Vs Bhayangkara FC Sore Ini (VIDEO)

Baca: VIDEO LIVE MotoGP Belanda Sirkuit Assen: Fabio Quartararo Jadi Sorotan Utama

Baca: Jadwal Sholat Hari Ini Untuk Kota Pekanbaru dan Sekitarnya, Minggu 30 Juni 2019

2. Matikan gadget

Tatap muka secara langsung dapat meningkatkan produksi hormon endorfin kita. Zat ini dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kesehatan.

Makan malam bersama, memainkan "board game", ngobrol santai, dan hampir semua kegiatan sosial, menjaga hubungan kita tetap kuat.

Inilah yang tidak bisa dilakukan oleh interaksi online. "Media elektronik dapat memengaruhi manusia dan menggulingkan koran. Tapi, jika menyangkut kesehatan manusia, tatap muka secara online dapat meningkatkan fungsi tersebut," kata psikolog Susan Pinker.

Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu di American Journal of Epidemiology, menegaskan bahwa media sosial menurunkan perasaan kesejahteraan jiwa.

"Hal yang rumit tentang media sosial adalah saat kita menggunakannya kita mendapat kesan terlibat dalam interaksi sosial yang berarti," tulis Shakya dan Christakis dalam sebuah sinopsis studi untuk Harvard Business Review.

Padahal, sifat dan kualitas interaksi di dunia maya tak sebanding untuk menggantikan interaksi dunia nyata yang manusia butuhkan untuk kehidupan yang sehat. 

Baca: Mantan Preman Jadi Prajurit Kopassus, Sempat Ditolak Bergabung, Namun Sukses Naik Pangkat 17 Kali

Baca: Siaran Langsung Persib Bandung vs Bhayangkara FC, Video Streaming Indosiar, Petang Ini!

Baca: ZODIAK Hari Ini Minggu (30/6/2019): Hari yang Menantang bagi Leo, Scorpio Punya Masalah

3. Berinteraksi dengan tetangga

Hubungan paling penting juga berada di sekitar kita secara geografis, meskipun tanpa ikatan darah.

Tetangga dan rekan kerja yang sering kita temui dapat memberikan tujuan penting dalam peta hubungan sosial kita yang lebih luas. Bahkan, jika itu bukanlah hubungan kita yang paling berarti dan dalam.

Jujur saja, karena alasan kesibukan saat ini kita sering mengabaikan hubungan dengan orang yang tinggal dekat kita.

Padahal, para ahli mengatakan bahwa relasi kita dengan tetangga berperan dalam keseluruhan hubungan dengan orang lain.

Bersikap simpatik dan menaruh perhatian pada orang yang dekat dengan kita akan menjadi cara untuk membuka ikatan sosial yang lebih kuat.

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved