Karhutla
Luas Lahan Terbakar 5 Hektare, Dua Heli Water Bombing Ikut Padamkan Karhutla di Darul Aman
Pemadaman karhutla di Desa Darul Aman Bengkalis dibantu melalui udara menggunakan helikopter water bombing.
Penulis: Muhammad Natsir | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNBENGKALIS.COM, BENGKALIS - Satu dari tiga titik panas yang terpantau di Bengkalis oleh BMKG Pekanbaru dipastikan titik api yang berada di Desa Darul Aman, Kecamatan Rupat, Jumat (19/7/2019).
Tim gabungan dari Damkar, BPBD Bengkalis dibantu personel TNI dan Polri berupaya melakukan pemadaman.
"Luas lahan terbakar sekitar 5 hektare. Saat ini masih dalam upaya pemadaman tim gabungan," ungkap Kepala Damkar Bengkalis Djamaluddin.
Lahan yang terbakar merupakan semak belukar dan berbatasan dengan lahan milik perusahaan. Sehingga pemadaman juga dibantu oleh pihak perusahaan.
"Kalau dari kita, satu regu tim yang diturunkan, sekitar sepuluh orang. Kemudian dari BPBD, TNI dan Polri serta perusahaan ikut memadamkan," terangnya.
Kondisi terakhir, sebagian masih upaya pemadaman dan pendinginan, karena beberapa titik sudah dapat dipadamkan.
"Anggota masih di lapangan melakukan pemadaman. Banyak regu yang memadamkan, diharapkan karhutla bisa dipadamkan dengan cepat," ungkapnya.
Tidak hanya dilakukan tim gabungan darat saja, pemadaman juga dibantu melalui udara menggunakan helikopter water bombing.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bengkalis Tajul Muddaris mengatakan, helikopter diperbantukan langsung oleh BNPB dan Lanud Pekanbaru.
"Dua unit helikopter membantu pemadaman. Kemarin hanya satu unit yang beroperasi, hari ini tambah satu unit lagi untuk mempercepat pemadaman," ungkap Tajul.
Menurutnya, kondisi di Bengkalis mulai Juli hingga Oktober mendatang, cuaca diperkirakan menjadi titik panas tertinggi. Ia meminta masyarakat Bengkalis tidak melakukan pembakaran di lahan.
"Kalaupun melakukan pembakaran sampah saat berada di kebun harus betul-betul ditunggu. Pastikan betul api pembakaran sampah betul betul padam baru ditinggalkan," terangnya.
Tajul berharap juga masyarakat yang memiliki lahan tidur atau belum dimanfaatkan harus senantiasi dimonitor. Jangan sampai tidak tahu lahannya saat terjadi kebakaran lahan.
"Monitor terus lahan masing-masing di kondisi panas beberapa bulan ke depan. Terutama lahan tidur, harus sering sering dipantau, agar bisa memastikan lahan mereka tidak muncul titik api," tambah Tajul.
Bakal Sebar 205 Anggota Tim Satgas
