Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Janda Muda Berusia 22 Tahun Mendominasi di Gresik: 1,5 Tahun Tembus Angka 927 Orang

Dalam setengah tahun terakhir, hampir seribu perempuan menjadi janda muda baru di Kota Pudak Gresik.

foto/net
ilustrasi pernikahan 

Hal ini juga memengaruhi sekolah mereka, sebab kebanyakan anak yang menikah muda akan putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikan.

Kepala Pusat Kajian Wanita dan Gender Universitas Indonesia, Ikilah Muzayyanah mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor masih maraknya pernikahan di Indonesia.

Di antaranya, budaya dan kurangnya pengetahuan tentang bahaya pernikahan dini.

“Orang masih menganggap kalau menolak lamaran pernikahan itu tidak sopan, mereka juga takut anak perempuannya jadi perawan tua,” ujar Ikilah.

Biasanya, pernikahan dini dipengaruhi oleh adat istiadat atau kepercayaan.

Di beberapa daerah di Indonesia, masih ada budaya yang membuat anak wanita menikah dengan pria yang jauh lebih tua.

Selain budaya, wanita juga seringkali dipaksa menikah oleh orangtua mereka karena takut anaknya jadi perawan tua, khawatir anak melakukan seks bebas dan hamil di luar nikah, serta pria yang lebih mapan sehingga bisa memberi nafkah dengan baik.

Beberapa kasus pernikahan dini di Indonesia yang paling heboh adalah pernikahan Syekh Puji dan istrinya yang berusia 12 tahun, sepasang pengantin di Sulawesi Selatan yang baru lulus SD, juga pernikahan mantan bupati Garut dengan wanita berumur 17 tahun.

Baca: Histeris! BJ Saksikan VIDEO Istrinya Berhubungan Badan dengan Pria Paruh Baya di Ladang Tebu, Agam

Baca: Ini Daftar HP Terbaru 2019 yang Dilengkapi Teknologi NFC, Mulai Harga 1 Jutaan

Dampak negatif pernikahan Dini

Menurut penelitian dari UNICEF, terdapat banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh pernikahan dini, yaitu:

- Wanita usia 10-14 tahun memiliki risiko lima kali lebih besar untuk meninggal saat hamil dan persalinan daripada wanita usia 20-24 tahun.

- 85% wanita mengakhiri pendidikan setelah menikah.

- Wanita yang menikah dini memiliki risiko tinggi untuk mengalami kecemasan, depresi, dan pikiran bunuh diri.

- Mereka masih tidak mengerti hubungan seks aman, sehingga meningkatkan risiko infeksi menular seksual seperti HIV.

- Pengantin anak memiliki peluang besar untuk mengalami kekerasan fisik, psikologis, emosional, dan isolasi sosial.

Sumber: Grid.ID
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved