Tribun WIKI
Sedotan Batang Resam Talang Mamak Riau Kerajinan Ramah Lingkungan Dipamerkan di Hari Masyarakat Adat
Sedotan batang resam Talang Mamak Riau, produk kerajinan ramah lingkungan dipamerkan di Hari Masyarakat Adat Sedunia
Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: Nolpitos Hendri
Sedotan Batang Resam Talang Mamak Riau Kerajinan Ramah Lingkungan Dipamerkan di Hari Masyarakat Adat
TRIBUNPEKANBARU.COM, INDRAGIRIHULU - Sedotan batang resam Talang Mamak Riau, produk kerajinan ramah lingkungan dipamerkan di Hari Masyarakat Adat Sedunia.
Produk kerajinan sedotan resam dibuat dari batang resam, rasam atau paku andam merupakan jenis paku yang besar yang biasa tumbuh pada tebing-tebing di tepi jalan di pegunungan.
Baca: Diduga Cemburu, Pria di Pekanbaru Tusuk Wanita Pujaan dan Perut Sendiri Hingga Ditemukan Tewas
Baca: KISAH Pembalap Muda Riau Terpilih Jadi Anggota DPRD Rohul di Usia 30 Tahun, Peraih Suara Terbanyak
Baca: TANAH RAJA Jadi Obyek Wisata Sawah, Pertama di Riau, Tawarkan Landscape Hamparan Sawah yang Luas
Fenomena penggunaan plastik yang berlebihan membuat sampah menumpuk hingga berdampak buruk terhadap lingkungan.
Tidak hanya kantong plastik, namun juga sedotan plastik dinilai tidak ramah lingkungan.
Sedotan resam, merupakan satu produk kerajinan khas Talang Mamak yang bisa menjadi solusi untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.
Sedotan resam tersebut merupakan sedotan khas yang terbuat dari batang resam.
"Sedotan resam ini dibuat dari batang tanaman resam yang tumbuh alami di hutan," kata Gilung, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Indragiri Hulu (Inhu), Rabu (6/8/2019).

Proses pembuatannya juga alami tanpa bahan kimia.
"Resam itu dipotong-potong, kemudian dikeluarkan isinya lalu dikeringkan selama satu atau dua minggu. Jadi tidak ada menggunakan bahan-bahan kimia," katanya.
Baca: Ada Apa? WAKIL RAKYAT Ini akan Dilantik dan Diberhentikan, JADWAL Pelantikan Anggota DPRD Kampar
Baca: BREAKING NEWS : Seluruh Gugatan Hasil Pemilu 2019 dari Riau Ditolak MK, Pemohon Gigit Jari, Jurdil
Baca: Jumlah Formasi CPNS dan P3K 2019 Pemkab Kuansing, BKPP Kuansing akan Ajukan ke Pemerintah Pusat
Meski tidak menggunakan bahan kimia, namun sedotan resam ini bisa bertahan selama dua hingga tiga tahun.
Setelah digunakan sedotan itu bisa dicuci kembali lalu dikeringkan.
"Sedotan ini ramah lingkungan, karena apabila sudah mencapai batas usia penggunaannya sedotan resam akan berubah menjadi lapuk," kata Gilung.
Gilung menjelaskan bahwa produk sedotan resam itu kini sudah diperjualbelikan.
Satu lusin sedotan resam dijual dengan harga Rp 30 ribu.