Indragiri Hilir

Tak Bisa Melaut Selama Merawat Putrinya yang Alami Pembengkakan Empedu, Dodi Makin Pusing Soal Biaya

Penyakit pembengkakan empedu yang di alami Nazwa (6) membuat pasangan Dodi dan Yanti fokus dalam penyembuhan sang buah hati.

Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Ariestia
Tribun Pekanbaru/T Muhammad Fadhli
Dodi dan Yanti mendampingi Nazwa yang di rawat di Ruang rawat anak RSUD PH Tembilahan, Jum'at (16/8/2019). 

Tak Bisa Melaut Selama Merawat Putrinya yang Alami Pembengkakan Empedu, Dodi Makin Pusing Soal Biaya

TRIBUNPEKANBARU.COM, TEMBILAHAN – Penyakit pembengkakan empedu yang di alami Nazwa (6) membuat pasangan Dodi dan Yanti fokus dalam penyembuhan sang buah hati.

Di tengah banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk perawatan dan pengobatan Nazwa, Dodi justru mengalami paradoks.

Sejak lebih kurang seminggu mendampingi dan merawat Nazwa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada (PH) Tembilahan, Dodi tidak dapat melaut.

Kondisi Nazwa kian memprihatinkan di ruang perawatan anak, Lantai II RSUD Puri Husada Tembilahan Inhil Riau.
Kondisi Nazwa kian memprihatinkan di ruang perawatan anak, Lantai II RSUD Puri Husada Tembilahan Inhil Riau. (Ist)

Dengan begitu, otomatis tidak ada pemasukan yang bisa digunakan Dodi untuk membiayai sang anak yang bisa dikatakan dalam kondisi kritis tersebut.

Baca: Perut Bocah Perempuan Asal Inhil Riau Membesar, Harus Dirujuk ke Pekanbaru Tapi Terbentur Biaya

Pekerjaan sehari – hari sebagai nelayan tersebut juga tidak mencukupi, Dodi pun tidak mempunyai tabungan lebih untuk Nazwa.

Padahal untuk mendapatkan darah saja, Dodi dan keluarga harus merogoh kocek Rp. 360 ribu untuk sekantong darah dua kali dalam sehari.

Ketiadaan BPJS Kesehatan yang masih dalam proses pengurusan, membuat Dodi harus membeli darah dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Inhil.

Untuk membeli darah dan obat, Dodi mengandalkan bantuan dari orang yang peduli terhadap Nazwa yang memberikan uang saat menjenguk.

“Belinya (obat dan darah) dari bantuan itulah yang dibelikan. Kalau beli sendiri mana mampu, BPJS belum aktif, jadi sebagai umumlah bayarnya,” ujar Dodi saat dijumpai Tribun Pekanbaru di ruang rawat anak RSUD PH Tembilahan, Jum’at (16/8).

Selain itu, Dodi terpaksa meninggalkan anak keduanya yang masih berumur 3 bulan untuk fokus pada penyembuhan Nazwa.

“Kami tinggal sama neneknya, karena setiap hari menjaga Nazwa di sini,” tuturnya. Oleh karena itu, Dodi berharap adanya bantuan dari berbagai pihak agar Nazwa bisa segera di rujuk ke Pekanbaru untuk pengobatan lanjutan sesuai saran dokter.

Meskipun tidak mengeluhkan sakit, menurut Dodi, Nazwa kerap mengeluhkan rasa panas di perutnya sehingga membuatnya gelisah.

“Memang harus dibawak cepat. Makan dan minum mau. Kebanyakan darah putih, jadi ada darah merah dimakannya, makanya banyak butuh darah, kasian Nazwa,” ucap Dodi haru didampingi sang istri.

Berbagai usaha telah dilakukan keluarga untuk Nazwa, namun belum bisa mengcover nazwa yang harus segera di bawa ke Pekanbaru.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved